REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Raihan emas yang berhasil ditorehkan oleh pasangan Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari di turnamen Korea Open Super Series 2015 yang digelar di SK Handball Stadium, Seoul, menjadi pencapaian yang baru bagi bulutangkis Indonesia di sektor ganda putri. Dengan kemenangan ini, Ketua Umum PBSI Gita Wirjawan berharap bisa memacu semangat unggulan enam dunia ini untuk terus berprestasi dengan mengejar gelar-gelar berikutnya.
Greysia/Nitya merebut gelar juara setelah mengalahkan pasangan tuan rumah, Chang Ye Na/Lee So Hee. Pasangan ini memimpin perolehan skor di dua gim pertandingan 21-15 21-18 atas Na/Lee. Kasubid Humas dan Sosial Media PP PBSI, Yuni Kartika, mengatakan Greysia/Nitya tampil lebih baik sejak kejuaraan BWF World Championship pada Agustus lalu.
Pada kejuaraan dunia tersebut, pasangan ini mencapai semifinal. Meski terhenti di semifinal, ini merupakan pencapaian terbaik setelah 26 tahun ganda putri Indonesia tidak pernah melenggang ke semifinal. Sementara di turnamen Japan Open Super Series pekan lalu, pasangan ini hanya mampu mencapai babak perempat final.
“Penampilan Greysia/Nitya menurut saya sudah wajar, karena kepercayaan dirinya sangat baik. Kalau dari kemajuan tidak ada yang istimewa, cuma dari segi jam terbang dan cara bermain, strategi mereka sudah sangat baik sekarang,” kata Yuni kepada Republika, awal pekan ini.
Ia menilai, kualitas permainan pasangan ini semakin meningkat. Dari strategi permainan pun menurut Yuni telah berubah dibanding sebelumnya. Mereka telah mengetahui cara menghadapi pola permainan musuh. Karenanya ketika lawan merubah pola permainan, pasangan ini telah siap. “Perubahan pola permainan sangat cepat dalam rally poin. Itu harus dipelajari dari pengalaman dan kematangan bermain,” lanjutnya.
Sementara itu, prestasi ganda putri ini berbanding terbalik dengan perolehan yang dicatat oleh pasangan ganda campuran dan ganda putra. Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir harus menelan kekalahan dari pasangan Cina Zhang Nan/Zhao Yunlei di final turnamen Korea Terbuka. Unggulan satu dunia asal negeri tirai bambu itu menang di dua gim pertandingan yang berlangsung selama 41 menit 21-16, 21-15 atas unggulan dua dunia ini.
Yuni menilai, lawan Owi/Butet tersebut merupakan lawan yang sulit ditaklukan oleh wakil dari negara lain pun. Sepanjang tahun ini, pasangan Cina itu tengah dalam performa terbaiknya. Namun demikian, sebelumnya pelatih telah memberikan Owi/Butet satu strategi yang berbeda dalam mengahadapi unggulan satu dunia tersebut.
Sementara itu, pasangan ganda putra Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan harus lebih dulu terhenti di perempat final Korea Terbuka. Pasangan Juara Dunia 2015 ini dijegal wakil tuan rumah, Kim Ji Gung/Kim Sa Rang, dalam dua gim pertandingan 17-21, 15-21.
Sejak kejuaraan dunia pada Agustus lalu, penampilan Hendra/Ahsan tampak mengalami penurunan. Sebelumnya pada turnamen Japan Open Super Series 2015 pekan lalu, pasangan ini juga harus terhenti di perempat final. Namun demikian, Yuni menilai penurunan dari tingkat besar ke turnamen super series ini disebabkan karena jangka waktu yang pendek dan merasa kelelahan setelah tampil di kejuaraan dunia. Namun ia menegaskan, ketiga pasangan unggulan tersebut telah memberikan penampilan terbaik mereka.
Kekalahan Hendra/Ahsan ini menurutnya tidak berpengaruh terhadap posisi mereka di peringkat lima dunia. Dengan demikian, Yuni mengatakan hingga saat ini ketiga unggulan itu telah mengamankan tiket ke Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil. Ke depan, masih ada beberapa turnamen super series yang bakal diikuti oleh para wakil Indonesia tersebut.
Turnamen super series itu di antaranya Denmark Super Series Premier dan French Super Series pada Oktober mendatang, China Open Super Series Premier dan Hong Kong Super Series pada November, dan di akhir tahun terdapat Super Series Masters Final di Dubai pada Desember.
Sebagian besar pemain unggulan akan ikut dalam turnamen super series dalam rangka mengumpulkan poin ke Olimpiade Rio. Sementara pemain yang lain, kata dia, PBSI akan melakukan evaluasi terlebih dahulu dan melihat poin untuk menentukan siapa saja yang akan dikirim ke sana.
Ia memaparkan, satu negara bisa mengirimkan satu wakil dari masing-masing nomor ke Olimpiade 2016. Sektor ganda bisa mengirimkan dua wakil jika pemain masuk dalam peringkat 8 besar dunia. Sementara di sektor tunggal, bisa mengirimkan dua wakil jika masuk dalam peringkat 16 besar dunia.
Di sektor tunggal putra, Tommy Sugiarto yang menduduki ranking tertinggi secara nasional dan berada di peringkat 11 dunia juga telah mengamankan tiket ke Olimpiade Rio. Sementara di sektor tunggal putri, ia menyebut Lindaweni Fanetri yang baru mengamankan tiket Olimpiade.
Dalam dua turnamen super series ini, pemain muda dari sektor tunggal putra seperti Ihsan Maulana Mustofa dan Christie Jonatan juga menunjukkan prestasi kemajuan yang cukup baik. Namun demikian, Yuni mengatakan keduanya harus berhitung waktu untuk mengejar tiket ke Olimpiade. Hal itu disebabkan keduanya masih berada di peringkat 30-an.
Keduanya kemungkinan tidak akan dikirim ke seluruh turnamen super series. Namun, rencananya PBSI akan mengkombinasikan turnamen sekelas super series dengan kelas turnamen di bawahnya. Di turnamen super series, pemain muda akan memulai pertandingan dari babak kualifikasi. Namun jika kalah di babak awal, dikhawatirkan itu bisa menghilangkan kepercayaan diri mereka. Menurutnya, masuk atau tidaknya para pemain muda ke Olimpiade Rio harus melihat hasil setiap turnamen.
“Kami akan melakukan evaluasi, terutama untuk tunggal putra agar bisa mengejar poin dan masuk ke peringkat 16 besar dunia. Sehingga bisa mengamankan tiket ke Olimpiade,” ujarnya.
Hasil Lengkap Final Korea Open 2015
Ganda Putra
Lee Yong Dae/Yoo Yong Seong (Korea) vs Kim Gi Jung/Kim Sa Rang (Korea) 21-16, 21-12
Tunggal Putri
Sung Ji Hyun (Korea) vs Wang Yihan (Tiongkok) 21-14, 17-21, 21-18
Tunggal Putra
Chen Long (Tiongkok) vs Ajay Jayaram (India) 21-14, 21-13
Ganda Putri
Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari (Indonesia) vs Chang Ye Na/Lee So Hee (Korea) 21-15, 21-18
Ganda Campuran
Zhang Nan/Zhao Yunlei (Tiongkok) vs Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (Indonesia) 21-16, 21-15