REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Petenis asal Serbia, Novak Djokovic membantah tuduhan yang disebutnya tidak masuk akal. Surat kabar Italia Tuttosport menyebutkan petenis nomor tiga dunia itu ingin kalah dalam sebuah pertandingan di babak kedua Paris Master 2007.
Saat itu, Djokovic dikalahkan oleh petenis asal Prancis Fabrice Santoro, yang menduduki peringkat 36, dengan perolehan skor 6-3 6-2.
Pemain berusia 28 tahun ini mengatakan pertandingan itu telah dikaji kembali, setelah adanya investigasi korupsi yang dimunculkan oleh media. Laporan adanya dugaan skandal pengaturan hasil pertandingan di dalam tenis mencuat, setelah adanya dokumen rahasia yang dibocorkan oleh kelompok whistle-blower anonim. Kekalahan Djokovic tersebut turut dikait-kaitkan dengan skandal pengaturan skors untuk sindikat judi.
"Anda bisa memilih salah satu pertandingan yang anda suka, bahwa pemain top kalah dan hanya membuat cerita keluar dari itu," kata Djokovic dilansir dari BBC, Kamis (21/1).
"Saya pikir itu tidak didukung dengan berbagai bukti dan fakta. Ini hanya spekulasi, jadi saya tidak berpikir ada cerita tentang itu," sambungnya.
(Baca juga: Dunia Tenis Diguncang Skandal Pengaturan Hasil Pertandingan)
Sebelumnya, Djokovic mengaku sempat ditawari senilai 110ribu pound untuk mengalah dalam putaran pertama pertandingan di St Petersburg Terbuka pada 2007. Akan tetapi, ia kemudian menolaknya.
Ketika ditanya terkait pernyataan tentang pertandingan melawan Santoro tersebut, Djokovic tampak terkejut dan dengan tegas membantahnya.
"Saya tidak tahu jika anda mencoba untuk mengarang cerita tentang pertandingan itu, atau dalam hal ini salah satu pertandingan dari pemain top kalah di babak awal. Saya pikir itu konyol," tegas Djokovic.