REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Petenis asal Rusia Maria Sharapova membantah pemberitaan tentang kasus dopingnya dengan menyebut "salah" dalam pernyataan terbuka yang ditujukan kepada para penggemar di halaman Facebook, pada Jumat (11/3).
Peraih lima kali juara grand slam itu sedang menghadapi sanksi larangan bertanding selama empat tahun yang diputuskan Federasi Tenis Internasional (ITF). Sanksi itu berdampak pada pihak-pihak sponsor yang mencabut dukungan mereka kepada Sharapova.
Petenis berusia 28 tahun itu telah terindikasi positif mengonsumsi meldonium dalam tes doping Australia Terbuka pada Januari. Tapi, dia berterima kasih kepada para pendukungnya atas "dukungan dahsyat yang melimpah" sebelum melemparkan kritik pada sejumlah pemberitaan yang dianggapnya tidak akurat.
"Sebuah pemberitaan menyebut saya telah diperingatkan sebanyak lima kali tentang larangan bertanding berikutnya atas pengobatan yang saya jalani. Itu tidak benar dan tidak pernah terjadi," tulis Sharapova.
Peraih medali perak dalam Olimpiade London 2012 itu mengklaim tidak membuat alasan bahwa dia tidak mengetahui tentang larangan tanding pada Januari itu. Namun, Sharapova mengaku peringatan lain "terkubur dalam kumpulan buletin, situs Internet, dan surat selebaran" setelah peringatan pertama.
"Kembali, tidak ada alasan. Tapi, itu salah jika mengatakan saya telah diperingatkan sebanyak lima kali," ujarnya dengan menyebut konsumsi obat telah dijalani selama 10 tahun menyusul penyakit jantung dan diabetes turunan dari keluarganya.
Badan Anti-Doping Dunia (WADA) melarang obat mengandung meldonium dalam daftar obat terlarang karena substansi itu dapat meningkatkan aliran darah dan meningkatkan kemampuan gerak tubuh.
"Saya bangga dengan cara saya bermain dalam pertandingan. Saya telah jujur dan terbuka. Saya sedang menunggu pemeriksaan ITF saat mereka menerima catatan detail medis saya. Saya berharap dapat diperbolehkan bermain lagi," kata Sharapova.