REPUBLIKA.CO.ID, Pasangan ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Debby Susanto baru saja menjuarai turnamen All England Open 2016. Praveen mengakui sangat penasaran ingin mengalahkan pasangan suami istri dari Inggris, Chris Adcock/Gabrielle Adcock.
"Sama Adcock belum pernah menang, penasaran. Kalau pasangan Cina peringkat satu (Zhang Nan/Zhao Yunlei) kan sudah kita kalahkan kemarin," kata Praveen dalam perbincangan dengan Republika.co.id, akhir pekan lalu.
Praveen mengatakan dari beberapa pertemuan, ia dan Debby belum pernah sekalipun untuk mengalahkan pasangan tersebut. Terakhir Praveen/Debby kalah di babak semifinal Dubai Super Series Final 2015 lalu.
Maka itu, meski ia telah menjadi juara All England 2016, pelatih tetap melakukan evaluasi untuk memperbaiki penampilan mereka di turnamen-turnamen selanjutnya. Ia juga tidak mau cepat puas dengan gelar juara tersebut.
"Harus dijaga, jangan sampai juara terus puas dan latihan malah lebih santai, salah. Malah harus ditingkatkan lagi biar konsisten," ujarnya.
Namun begitu, ia tidak menampik dengan gelar juara di All England menambah kepercayaan dirinya untuk bermain lebih baik. Apalagi ia telah mengalahkan pasangan peringkat satu dunia dari Cina, Zhang Nan/Zhao Yunlei. Jadi ia yakin tidak ada pasangan yang tidak bisa dikalahkan.
Mengenai strategi yang diterapkannya dengan lebih banyak memukul bola dengan pukulan drop shot yang mengagetkan lawan-lawannya, Praveen mengatakan hal itu memang sudah menjadi strategi dari pelatih. Ia dan Debby hanya melaksanakan instruksi.
"Sebenarnya karena udara di sana sangat dingin, jadi kalau pukulan smes kurang matiin lawan. Jadi coba drop shot dulu dan ternyata strateginya berhasil," tuturnya.
Saat ditanya apakah ia dan Debby siap untuk menggantikan posisi Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir sebagai pasangan ganda campuran utama Indonesia, ia menyatakan kesiapannya. "Kalau mereka sudah pensiun, saya pasti siap. Kalau sekarang tetap mendampingi, melapisi mereka, tetap mereka lebih senior," tegasnya.