REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sektor tunggal putra akan mengantisipasi situasi lapangan pertandingan yang tiba-tiba muncul pada turnamen final Piala Thomas yang akan berlangsung di Kunshan, Cina, pada 15-22 Mei 2016.
"Para atlet akan kami siapkan tiga hal yaitu mental, fisik, dan pola permainan menjelang turnamen final Piala Thomas nanti," ujar Kepala Pelatih Tunggal Putra Pelatnas Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Hendri Saputra selepas melatih anak-anak asuhnya di Cipayung, Jakarta, Rabu (4/5).
Hendri mengatakan tiga pemain tunggal putra PBSI yaitu Jonantan Christie, Ihsan Maulana Mustofa, dan Anthony Ginting menjalani latihan pola permainan atau strategi guna mengantisipasi kondisi lapangan.
"Misalnya jika nanti shuttlecock yang dipakai pada final Piala Thomas lebih lambat dibanding shuttlecock latihan. Itu artinya para atlet harus siap bermain reli-reli panjang," ujarnya.
Tiga tim lawan Indonesia pada turnamen final Piala Thomas yaitu Hong Kong, India, dan Thailand adalah negara-negara yang punya kekuatan tunggal putra merata.
"Tentu kami tidak boleh lengah dari ketiga negara itu. Tapi, saya masih menyimpan optimistis pada anak-anak asuh saya karena mereka punya pengalaman dari turnamen kualifikasi Piala Thomas di India," ujarnya.
Meskipun berharap tim Thomas Indonesia dapat mencapai putaran final, Hendri berpesan kepada para pemainnya untuk tidak percaya diri berlebihan dan menganggap enteng lawan.
"Tim Thomas Indonesia menjadi juara pada turnamen kualifikasi di India. Para pemain telah punya gambaran tentang kekuatan tim-tim lawan meskipun untuk tim Cina tidak ada Chen Long dan Lin Dan," ujarnya.
Tim Indonesia akan mengawali pertandingan final Piala Thomas pada grup B melawan tim Hong Kong pada Ahad (15/5). Pada Selasa (17/5), tim Thomas Indonesia akan melawan tim Thomas Thailand dan pertandingan terakhir tim Indonesia pada grup B, Rabu (18/5), akan menghadapi tim India.