Kamis 19 May 2016 23:23 WIB

Tim Thomas Cina Catat Kekalahan Terburuk dalam 30 Tahun Terakhir

Piala Thomas dan Uber
Foto: wordpress
Piala Thomas dan Uber

REPUBLIKA.CO.ID, KUNSHAN -- Cina, sebagai tuan rumah, harus menelan pil pahit karena tim Thomas Cina harus terhenti langkahnya di babak perempat final. Tim Thomas Cina dikalahkan Korea Selatan dengan 1-3.

Partai pertama yaitu mempertandingkan pemain peringkat satu dunia Chen Long melawan Son Wan Ho. Ternyata hasilnya mengejutkan karena Chen Long harus bertekuk lutut terhadap Son dengan 12-21, 21-16 dan 15-21.

Pasangan terbaik Cina Zhang Nan/Fu Haifeng pun tidak sanggup memberikan angka kemenangan bagi Cina. Zhang/Fu kalah dari pasangan peringkat satu dunia asal Korsel, Lee Yong Dae/Yoo Yeon Seong dengan 25-23. 21-23 dan 12-21.

Tim Thomas Cina bisa memperpanjang napasnya dengan kemenangan Lin Dan di partai ketiga atas Lee Dong Keun, 21-10 dan 21-15. Namun Korsel tidak berlama-lama untuk meraih kemenangan setelah pasangan Kim Gi Jung/Kim Sa Rang menang atas pasangan Cina, Li Junhui/Zheng Siwei dengan 15-21 dan 18-21.

Dengan kemenangan ini, Korsel pun memenangkan pertandingan dengan 3-1 dan melangkah ke babak semifinal untuk melawan Indonesia.

Tim Thomas Cina terhenti langkahnya di babak perempat final merupakan hasil paling buruk yang tercatat selama 30 tahun terakhir. Pasalnya sejak Cina menjadi juara Piala Thomas pertama kalinya pada 1982, kekalahan paling buruk tim Thomas Cina hanya di babak semifinal.

Sejak meraih Piala Thomas pada 1982, Cina tercatat meraih Piala Thomas sebanyak sembilan kali dan dua kali sebagai runner up. Sedangkan sisanya harus finish sebagai semifinalis. Tim Thomas Cina juga sempat perkasa dengan menjadi juara Piala Thomas sebanyak lima kali secara beruntun dari 2004 hingga 2012.

Prestasi ini menyamai prestasi tim Thomas Indonesia yang juga meraih Piala Thomas sebanyak lima kali secara beruntun pada 1994 hingga 2002. Tentunya dengan hasil di Piala Thomas 2016 ini, menjadi tanda-tanda kemunduran Cina di ajang tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement