REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Pebulu tangkis tunggal putra Tim Thomas Indonesia Jonatan Christie ingin memantapkan mental bertanding berdasarkan pengalamannya bermain dalam turnamen beregu itu.
"Harus ditambah, mental juara harus keluar. Pasti ngerasain beban, 14 tahun penantian tinggal satu langkah lagi, beban pengen menang itu," ujar dia saat ditemui di Bandara Soekarno-Hatta, Banten, Senin (23/5).
Menurut atlet berusia 19 tahun itu, modal yang dimilikinya dan teman-teman dari Tim Merah Putih tidak kalah dibanding pemain dari negara lain, tetapi masih kalah di mental dan strategi. Khusus untuk pemain tunggal, ujar Jonatan, harus belajar mematangkan hal non teknis seperti itu.
Apalagi saat bermain beregu, menurut dia, mental dalam menghadapi pertandingan sangat penting karena beban yang dipikul lebih besar. "Satu menang belum menentukan, misal partai pertama berambisi membuka jalan, bisa terganggu pikiran," tutur Jonatan.
Terkait keputusan tidak menurunkannya di laga final, ia menilai hal tersebut adalah pilihan terbaik dan ia bersyukur pada hasil yang dicapai Tim Thomas Indonesia.
Ia mengatakan pengalaman bermain di Piala Thomas akan menjadi modalnya bermain di Indonesia Open yang akan digelar 30 Mei-5 Juni 2016 di Istora Senayan, Jakarta.
Sementara itu, Manajer Tim Thomas dan Uber Indonesia Rexy Mainaky mengaku atlet tunggal putra Merah-Putih kalah pengalaman bermain dalam turnamen beregu sehingga takluk dari pemain-pemain tunggal Denmark.
Tim Indonesia gagal merebut Piala Thomas ke-14 setelah takluk dari tim putra Denmark 2-3 pada final turnamen Piala Thomas 2016 yang berlangsung di Stadion Bulu Tangkis Kunshan, Cina, Ahad (22/5) lalu.