REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kekalahan pemain veteran Cina Lin Dan di tangan pemain muda Indonesia Jonatan Christie di babak kedua turnamen BCA Indonesia Open Super Series Premier 2016 menjadi rangkaian kegagalannya di Istora Senayan, Jakarta.
Setelah pertandingan tersebut, Lin Dan menolak hadir dalam jumpa pers di ruang pers Istora Senayan untuk memberikan keterangannya. Usai bertanding, Lin Dan langsung menuju pintu keluar dan menghilang.
"Lin Dan tidak mau diwawancara. Jadi, kita langsung konpers dengan Jonatan Christie di press room," kata seorang petugas BCA Indonesia Open SSP 2016.
Aksi menolak diwawancara setelah kekalahannya ini memang bukan yang pertama kali dilakukan Lin Dan. Di Indonesia Open 2015 lalu, Lin Dan pun enggan untuk diwawancara setelah kalah dari pemain Indonesia, Tommy Sugiarto di babak pertama.
Dengan aksi menolak hadir dalam jumpa pers dengan wartawan, Lin Dan akan dikenai sanksi denda sebesar 250 dolar AS. Sesuai aturan BWF, jika pemain tidak hadir dalam jumpa pers akan dikenai denda sebesar 250 dolar AS.
Jika dua kali tidak menghadiri jumpa pers maka akan dikenai denda 500 dolar AS. Jika tiga kali tidak menghadiri jumpa pers dalam satu turnamen maka akan dikenai denda 3.000 dolar AS.
Kekalahan di Indonesia Open 2016 semakin memperpanjang mimpi buruk Lin Dan di turnamen dengan hadiah total 900 ribu dolar AS ini. Selama sekitar 15 tahun kariernya di dunia bulu tangkis, Lin Dan tak pernah sekali pun memenangi gelar juara di Indonesia Open.
Turnamen ini dikuasai dua pemain dunia lainnya yang kerap menjadi rival Lin Dan dalam meraih gelar juara di setiap turnamen. Taufik Hidayat meraih enam kali juara Indonesia Open pada periode 1999 hingga 2006. Dominasi Taufik dilanjutkan pemain dari Malaysia, Lee Chong Wei, yang menjadi juara sebanyak lima kali dari periode 2007 hingga 2013.
Terakhir Lin Dan bermain di Indonesia Open pada 2011. Saat itu, Lin Dan harus terhenti di tangan pemain Jepang, Sho Sasaki, di babak kedua. Setelah itu, Lin Dan absen di Indonesia Open 2012 hingga 2014 dengan alasan cedera. Rumor yang berkembang, Lin Dan memang enggan kembali ke Indonesia Open.
Pada Indonesia Open 2016 ini, Lin Dan kembali. Publik pencinta bulu tangkis Tanah Air sudah tak sabar melihat aksinya dalam mengolah "bola berbulu angsa" di lapangan. Akan tetapi, lagi-lagi Istora Senayan masih angker untuk pemain sekelas Lin Dan.
Padahal, Lin Dan tercatat memiliki prestasi yang lengkap dan juga banyak. Lin Dan tercatat sebagai pemegang lima kali gelar juara dunia. Lin Dan juga peraih dua medali emas Olimpiade dan saat ini statusnya sebagai juara bertahan.
Di turnamen tertua bulu tangkis, All England Open, Lin Dan menjuarainya sebanyak enam kali. Lin Dan juga mengantarkan Cina menjuarai Piala Thomas dan Piala Sudirman sebanyak lima kali. Namun, sederet gelar itu ternyata tak berguna di Istora Senayan, Jakarta.
Tak hanya Lin Dan, begitu juga dengan para pemain tunggal putra Cina. Terakhir pemain tunggal putra Cina menjuarai Indonesia Open pada 1989 melalui Xiong Guobao. Sejak Indonesia Open diselenggarakan pada 1982, pemain tunggal putra Cina hanya bisa mencurinya tiga kali.
Sabar, Lin Dan ....