REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemain peringkat satu dunia asal Spanyol, Carolina Marin harus memupus asa untuk menjadi juara di turnamen BCA Indonesia Open Super Series Premier 2016. Di babak semifinal, Marin kalah dari pemain unggulan empat dari Cina, Wang Yihan, Sabtu (4/6).
Pada awal gim pertama, Marin unggul dengan 5-0 dan 11-6 di paruh gim. Perolehan angka Marin semakin jauh dan tidak dapat dikejar Yihan dengan 17-9 dan memenangkan gim pertama dengan 21-16.
Yihan berbalik mendominasi permainan di gim kedua. Marin hanya sempat memperpendek ketertinggalan angka dengan 7-8. Selebihnya Yihan sukses memperoleh angka demi angka dan memenangkan gim kedua dengan 11-21.
Di gim ketiga, perolehan angka terjadi ketat antara dua pemain. Yihan sempat unggul 7-11 di paruh gim. Namun Marin mampu menyamakan perolehan angka menjadi 13-13. Yihan terus menekan dan menyerang Marin yang jatuh bangun menjaga daerah pertahanannya. Yihan lebih stabil dan memenangkan pertandingan dengan 17-21.
"Saya kecewa karena akhirnya gagal di pertandingan saya. Saya tidak bermain dengan baik sejak awal. Juga sempat tegang di gim kedua, jadi tidak bisa lakukan yang terbaik. Di pertandingan ini, dia bermain lebih baik," kata Marin yang ditemui usai pertandingan.
Marin menambahkan Indonesia Open merupakan salah satu turnamen kesukaannya. Menurutnya, sangat mengesankan setiap bermain di Istora Senayan. Ia juga menyukai fans Indonesia yang mendukungnya. Maka itu ia sangat ingin bisa menjadi juara di Indonesia Open.
"Ini tempat favorit saya, sangat mengesankan bermain di sini. Saya sangat cinta dengan para fans Indonesia. Terima kasih," kata Marin.
Sementara itu, Yihan mengatakan Marin merupakan lawan yang berat karena ulet dalam mengejar bola. Selain itu, dia juga agak kesulitan terkait angin yang kencang di Istora Senayan. Hal itu yang menyebabkan kekalahannya di gim pertama.
"Untungnya angin terjaga di gim kedua jadi bisa bermain baik. Marin seorang yang hebat dan masih muda, masih punya tenaga besar," jelas Yihan.