REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Rexy Mainaky mengaku kecewa dengan pernyataan Tontowi Ahmad yang merasa terbebani dengan target gelar juara pada turnamen bulu tangkis Indonesia Open Super Series Premier (SSP) 2016.
"Dia mengatakan seakan-akan tertekan karena harus meraih gelar juara. Dia yang ingin meraih gelar juara, tetapi seakan kami yang menargetkan. Target itu semestinya datang dari dia sebagai peraih gelar juara dunia dan tiga kali All England," kata Rexy di sela-sela pertandingan semifinal di Stadion Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (4/6) malam.
Rexy mengatakan bahwa pemain setingkat Tontowi layak untuk menanggung beban meraih gelar sebagai tuan rumah Indonesia Open.
"Jika turnamen ini aja dia merasa tertekan, bagaimana dengan Olimpiade?" kata peraih medali emas Olimpiade Atlanta 1996 itu.
Rexy mengatakan kekalahan pasangan Tontowi/Liliyana Natsir dari pasangan baru Denmark Kim Astrup/Line Kjaersfeldt terjadi karena Tontowi meremehkan pemain putri lawan yang juga turun pada nomor tunggal putri.
"Permainan Tontowi itu menampilkan emosi karena saat serangannya gagal, dia terus melakukan bola-bola smes," kata Rexy.
Rexy Mainaky mengatakan bahwa pelatnas akan menggelar evaluasi penampilan seluruh atlet yang mengikuti Indonesia Open 2016 beserta pelatih dari semua sektor permainan pada Selasa (7/6).
"Saya akan evaluasi seberapa jauh keinginan para pemain untuk meraih gelar di sini, terutama bagi mereka lolos kualifikasi Olimpiade," kata Rexy.
Rexy menambahkan PBSI juga akan memberikan tantangan bagi para pemain muda agar meraih gelar pada Indonesia Open 2017.
"Pemain-pemain muda kami kalah karena kurang tenang dalam bermain. Mereka harus belajar dari pengalaman turnamen ini. Kami punya tiga tunggal putra dan dua pasangan putri," kata Rexy.