REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih cabang bulu tangkis Malaysia Hendrawan mengakui tekanan terhadap atlet asuhannya Lee Chong Wei besar menjelang Olimpiade Rio 2016 pada Agustus mendatang.
"Tekanan terhadap dia memang besar karena dia adalah satu-satunya harapan Malaysia. Ini adalah Olimpiade terakhirnya setelah dua kali dia meraih medali perak," kata Hendrawan setelah menemani laga terakhir Chong Wei di Stadion Istora Senayan, Jakarta, Ahad (5/6).
Hendrawan mengatakan Chong Wei akan terus menjalani persiapan fisik dan teknik menjelang Olimpiade. Tapi, persiapan mental menjadi prioritas untuk mengatasi tekanan.
"Saya yakin dia dapat meraih gelar juara di sini setelah merebut game kedua atas Jorgensen setelah skor 19-17," kata pelatih asal Indonesia itu.
Sementara, Lee Chong Wei tidak memberikan pernyataan resmi kepada wartawan setelah pertandingan di Stadion Istora karena pemain berusia 33 tahun itu harus mengejar penerbangan ke Malaysia.
Namun dalam pernyataan resmi melalui Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF), Chong Wei mengaku telah siap untuk kalah karena Jorgensen memimpin 19-17 pada game kedua. "Saya hanya ingin menambah poin. Jorgensen bermain lebih baik hari ini dibanding pertandingan sebelumnya. Saya berharap dapat kembali ke Indonesia tahun depan dan mempertahankan penampilan saya," kata Chong Wei.
Kemenangan Chong Wei atas Jorgensen pada final Indonesia Terbuka 2016 sekaligus menjadi gelar keenam bagi atlet bergelar Datuk itu di Indonesia. Chong Wei akan melanjutkan pertarungan jelang Olimpiade pada turnamen superseries Australia Terbuka 2016.
Chong Wei berhak atas hadiah sebesar 67.500 dolar AS dengan menjuarai Indonesia Terbuka 2016. Sedangkan Jorgensen berhak atas hadiah sebesar 34.200 dolar AS dengan meraih posisi runner up.
Chong Wei meraih medali perak pada Olimpiade Beijing 2008 dan Olimpiade London 2012 setelah dua kali kalah dari atlet tunggal putra andalan Tiongkok Lin Dan.