Kamis 18 Aug 2016 06:05 WIB
Olimpiade 2016

Owi: Ini Kado Terindah dari Allah

Pasangan Liliyana Natsir dan Tontowi Ahmad
Foto: Marcelo del Pozo/REUTERS
Pasangan Liliyana Natsir dan Tontowi Ahmad

REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO — Ganda Campuran Nasional Tontowi Ahmad (Owi) dan Liliyana Natsir (Butet) mengaku sangat bersyukur dapat merebut medali emas di Olimpiade Rio de Janeiro. Terlebih, medali emas ini didapatkan bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus.

Alhasil, bukan hanya di seantero Indonesia Merah Putih dapat Berkibar di puncak tertinggi, tapi juga di stadion Paviliun 4 kompleks Riocentro, Rio de Janeiro.

Bagi Owi dan Butet, apa yang sudah diraihnya ini menjadi persembahan untuk Ibu Pertiwi yang merayakan ulang tahunnya. Butet mengaku sudah memersiapkan diri untuk menjalani partai final ini. Sebab, ia ingin memberikan kado terindah di Hari Kemerdekaan RI dengan berhasil merebut medali emas.

“Kita ingin ngasih kado ulang tahun juga buat Indonesia,” tutur dia usai pertandingan Rabu (17/8) siang waktu setempat.

Tak beda dengan Butet, Owi sebagai pasangan di Ganda Campuran juga mengaku ingin mempersembahkan kemenangan ini pada seluruh Bangsa Indonesia. Dirinya mengaku sangat bersyukur akhirnya dapat memberikan sesuatu yang sangat dibanggakan seluruh Bangsa Indonesia dengan membawa pulang medali emas Olimpiade Rio de Janeiro. Dengan kemenangan ini, jadi kado terindah yang dapat mereka berikan untuk Bangsa Indonesia.

“Ini kado terindah banget dari Allah dan kado ini saya persembahkan untuk Indonesia yang sedang berulang tahun,” tutur Owi.

Selama pertandingan, kedua pebulu tangkis Nasional itu tampil luar biasa. Keduanya membuat ganda campuran Malaysia tak dapat berbuat banyak. Namun, Butet mengatakan meskipun dirinya sudah berpengalaman dan sering tampil di Olimpiade, tapi tetap tegang di awal laga. Namun, hal itu segera disingkirkannya agar dapat menikmati permainan dan merebut angka.

Seperti dilaporkan wartawan Republika.co.id, Agus Raharjo, dari Rio de Janeiro, Butet juga mengaku tidak menganggap lawannya merupakan lawan enteng. Setiap final, kata dia, adalah pertandingan yang berat. Sebab, banyak tekanan terjadi pada atlet yang bermain. “Final tidak ada yang gampang, tekanan buat kita cukup membuat beban pastinya,” ujar Butet.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement