Jumat 19 Aug 2016 07:47 WIB
Olimpiade 2016

Cina Catat Sejarah Terburuk di Ganda Putri Olimpiade

Olimpiade 2016 Rio De Janeiro
Foto: youtube.com
Olimpiade 2016 Rio De Janeiro

REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO -- Sudah bukan rahasia lagi jika Cina begitu mendominasi dalam cabang bulu tangkis. Bahkan pada Olimpiade 2012, Cina berhasil menyapu bersih seluruh medali emas di cabang bulu tangkis.

Dari lima sektor yang dipertandingkan di Olimpiade, Cina paling banyak mencatat sukses di sektor ganda putri. Dari enam kali Olimpiade sejak bulu tangkis dipertandingkan pada Olimpiade 1992, Cina meraih lima medali emas berturut-turut dari Olimpiade 1996 hingga 2012.

Namun torehan prestasi tersebut terhenti di Olimpiade 2016 Rio de Janeiro, Brasil. Cina hanya meloloskan satu wakilnya ke babak perempat final melalui pasangan unggulan dua Tang Yuanting/Yu Yang. Pasangan ini lolos dari fase grup bahkan hanya sebagai runner up. Sedangkan satu pasangan Cina lainnya, Luo Ying/Luo Yu, langkahnya terhenti di fase grup.

Di babak perempat final, Tang/Yu mendapatkan undian untuk bertemu pasangan Indonesia, Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari sebagai salah satu juara grup. Tang/Yu tak menemui kesulitan untuk mengalahkan Greysia/Nitya dan lolos ke babak semifinal.

Namun di babak semifinal, Tang/Yu secara mengejutkan dikalahkan pasangan Denmark, Cristinna Pedersen/Kamilla Rytter Juhl dalam pertandingan ketat, 16-21, 21-14 dan 19-21. Harapan untuk meraih medali emas pun pupus.

Tragisnya, dalam laga memperebutkan medali perunggu dengan melawan pasangan Korea Selatan, Jung Kyung Eun/Shin Seung Chan pada Kamis (18/8), Tang/Yu kalah dengan muda, 8-21 dan 17-21. Sehingga Cina sama sekali tidak meraih medali di sektor ganda putri yang selama ini didominasi para pemain Cina.

Babak final di sektor ganda putri mempertemukan unggulan pertama asal Jepang, Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi melawan Pedersen/Juhl, Kamis (18/8). Gim pertama dimenangkan Pedersen/Juhl dengan 18-21. Misaki/Ayaka berhasil memaksakan rubber game setelah merebut gim kedua dengan 21-9.

Gim ketiga yang menentukan berjalan sangat ketat. Kedua pasangan saling memperebutkan angka dengan serangan-serangan dan pertahanan yang ketat. Hingga kedudukan 16-16, Pedersen/Juhl melaju unggul dengan 16-19.

Tak disangka, keunggulan tiga angka ini membuat pasangan Denmark lengah. Misaki/Ayaka berhasil mencuri lima angka beruntun dan memenangkan medali emas dengan 21-19. Misaki/Ayaka terlihat menangis merayakan kemenangannya. Sedangkan Pedersen/Juhl seolah tak percaya telah kehilangan gelar juara Olimpiade terakhirnya yang sudah di depan mata.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement