Rabu 24 Aug 2016 15:49 WIB

Usai Emas Olimpiade, Owi/Butet Bidik Juara di Super Series Final

Ganda campuran bulutangkis peraih medali emas Olimpiade Brasil, Tontowi Ahmad (keempat kanan) dan Liliyana Natsir (ketiga kiri) diarak menggunakan bus bandros setibanya di Terminal 3 baru Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (23/8).
Foto: Antara/Lucky R.
Ganda campuran bulutangkis peraih medali emas Olimpiade Brasil, Tontowi Ahmad (keempat kanan) dan Liliyana Natsir (ketiga kiri) diarak menggunakan bus bandros setibanya di Terminal 3 baru Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (23/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ganda campuran pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, atau akrab disapa Owi/Butet, membidik turnamen World Superseries Finals 2016 di Dubai, Uni Emirat Arab, pada 14-18 Desember setelah meraih medali emas dalam Olimpiade Rio 2016.

"Saya masih akan melihat persiapan Owi/Butet. Semestinya mereka akan mengikuti turnamen superseries di Jepang dan Korea pada September. Tapi, saya batalkan untuk dua turnamen itu karena mereka sebagai juara Olimpiade sudah meraih 'wild card' ke Superseries Final," kata kepala pelatih ganda campuran pelatnas Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Richard Mainaky di Jakarta, Rabu (24/8).

Pasangan Owi/Butet yang meraih medali emas setelah menaklukkan ganda campuran Malaysia Chan Peng Soon/Goh Liu Ying 21-14, 21-12, lanjut Richard, akan berlibur setelah berjuang demi Merah-Putih di Rio de Janeiro, Brasil.

Richard mengatakan permainan Owi/Butet tampak sempurna pada putaran semifinal Olimpiade Rio 2016 mengalahkan pasangan unggulan pertama asal Tiongkok Zhang Nan/Zhao Yunlei.

"Saya hanya menyampaikan agar mereka tetap tenang dan tidak berpikir sudah menjadi juara. Saya juga minta ke beberapa pengurus untuk tidak jumawa karena itu bisa berbahaya meskipun secara permainan atlet kami lebih bagus di atas kertas atas Malaysia," kata Richard.

Kemenangan Owi/Butet dalam perhelatan olahraga terbesar di dunia itu sekaligus menjadi pembuktian tangan dingin Richard Mainaky setelah kesuksesan pasangan Praveen Jordan/Debby Susanto dalam All England 2016.

"Di turnamen Indonesia Terbuka 2016 lalu, saya memang membela Owi/Butet dan melempar buku ke hakim garis. Itu bentuk ekspresi saya sebagai pelatih. Saya sudah didik atlet saya dengan keras, saya tidak terima atlet saya dicurangi hanya karena kesalahan wasit, hakim garis, atau hakim servis," ujar Richard.

Sebelumnya, pasangan Owi/Butet mengikuti arak-arakan atlet peraih medali Olimpiade Rio 2016 bersama atlet angkat besi Eko Yuli Irawan dan Sri Wahyuni dari kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga menuju Istana Negara di Jakarta.

Rombongan atlet dan pengurus cabang olahraga yang telah membawa nama Indonesia dalam pesta olahraga empat tahunan itu diterima Presiden Joko Widodo pukul 09.00 WIB.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement