REPUBLIKA.CO.ID, Sejumlah tim klub peserta turnamen Djarum Superliga Badminton 2017 menyewa beberapa pemain asing untuk membela timnya. Salah satunya tim putri PB Djarum yang menyewa pemain Cina yang telah pensiun, Ma Jin.
Ma Jin merupakan satu-satunya pemain asing yang disewa PB Djarum untuk memperkuat tim putrinya. Sedangkan nama-nama lainnya merupakan atlet Pelatnas seperti Debby Susanto, Gloria Emmanuelle Widjaja, Rosyita Eka Putri Sari, Hanna Ramadhini, dan Gregoria Mariska.
Namun, rupanya kehadiran Ma Jin belum banyak membantu untuk kemenangan PB Djarum. Dalam dua kali penampilannya, Ma Jin yang berpasangan dengan Gloria Emmanuelle Widjaja, belum sama sekali menyumbang angka kemenangan.
Dalam laga perdananya Ahad (19/2) lalu, Ma Jin/Gloria harus mengakui kekalahannya melawan Riko Imai/Mao Ono dari Kumamoto Sainsunkan dengan 21-19, 8-21, dan 19-21. Akhirnya PB Djarum menyerah 1-4 melawan tim dari Jepang tersebut. Satu angka kemenangan hanya disumbang dari ganda putri pertama, Rosyita Eka Sari Putri/Ririn Amelia.
Di laga kedua, PB Djarum melawan Jaya Raya, Ma Jin/Gloria kembali diturunkan menjadi ganda kedua atau di partai keempat seperti di laga pertama. Saat itu, Djarum Kudus sedang unggul 2-1. Namun, lagi-lagi Ma Jin/Gloria kalah melawan wakil Jaya Raya, Weni Anggraini/Veni Putri dengan skor 21-17, 15-21, dan 17-21.
Untungnya PB Djarum berhasil mencuri angka kemenangan ketiga melalui pemain tunggal putri ketiganya, Savira Sandradewi yang mengalahkan Sri Fatmawati dengan skor 27-25, 15-21, dan 21-18. Sehingga PB Djarum menang dengan 3-2 melawan Jaya Raya.
Aksi Ma Jin di Djarum Superliga Badminton 2017 juga sempat menghebohkan jejaring media sosial. Bahkan di Twitter, nama Ma Jin menjadi trending topic Indonesia. Namun, cuitan tentang Ma Jin lebih banyak kekecewaan para pecinta bulu tangkis atas kekalahan Ma Jin. Apalagi dengan dua kali kekalahan Ma Jin secara beruntun.
Seperti diketahui, Ma Jin merupakan Juara Dunia Junior 2006 di sektor ganda putri. Setelah itu, kariernya melesat, tak hanya di ganda putri yang saat itu dipasangkan dengan Wang Xiaoli, tetapi juga di ganda campuran bersama Xu Chen.
Puncak kejayaan pemain berusia 28 tahun ini yaitu pada 2010, saat ia berhasil menjadi juara dunia 2010 bersama Xu Chen dan sempat meraih peringkat satu dunia. Namun, waktu berselang, kejayaannya memudar dengan digantikan posisinya oleh rekannya di Cina, Zhao Yunlei, yang menjadi pemain spesialis ganda paling sukses di Cina.