REPUBLIKA.CO.ID,
BIRMINGHAM -- Sektor ganda campuran Indonesia tak mampu mengirimkan satu pun wakil di partai puncak Kejuaraan Bulutangkis All England Open 2017 di Birmingham, Inggris. Padahal, sektor ini jadi salah satu harapa Persatuan Bulu Tangkis Indonesia (PBSI) untuk membawa pulang minimal satu gelar dari ajang bergengsi tersebut.
Belum lagi, pada All England Open 2016, Indonesia bisa mendapat gelar melalui pasangan Praveen Jordan/Debby Susanto. Tapi pada tahun ini, keduanya justru gugur sejak babak pertama. Sementara jawara Olimpiade 2016 Rio Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Namun pasangan yang kerap disapa Owi/Butet harus terhenti pada perempat final setelah ditaklukkan pasangan Inggris, Chris Adcock/Gabrielle Adcock.
“Memang persiapan Tontowi/Liliyana belum seratus persen,” kata pelatih kepala sektor ganda campuran Richard Mainaky, Ahad (12/3). Dia menuturkan kondisi fisik menjadi salah satu faktor di balik belum maksimalnya penampilan Owi/Butet. Owi baru saja pulih dari gejala tifus, sedangkan Butet juga baru saja sembuh dari cedera lutut.
Persiapan yang mepet setelah pemulihan cedera membuat Owi/Butet hanya menembus perempat final. "Permainan Tontowi/Liliyana kalau persiapannya ditambah seminggu lagi, mereka bisa juara,” tutur Richard.
Dia mengatakan, seharusnya persiapan sedikit lebih lama ditambah memberikan waktu pemulihan yang tepat. Jika seperti itu, lanjut Richard, persiapan Owi/Butet akan bagus begitupun juga dengan hasilnya.
Seperti saat Olimpiade 2016 Rio, Richard mengatakan persiapan Owi/Butet dilakukan dengan fokus selama dua bulan penuh. Meskipun begitu, Richard tetap bangga dengan perjuangan dua anak asuhnya itu.
Meskipun tak ada satupun wakil ganda campuran di final, Indonesia masih memiliki wakil dari sektor ganda putra pada final yang berlangsung sesaat lagi. Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon akan menghadapi pasangan Cina Li Junhui/Liu Yuchen.