REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kekecewaan karena pemain favoritnya, Mohammad Ahsan, sudah tersingkir sejak babak pertama tak menyurutkan semangat Hariyanto berkostum unik ketika datang ke Plenary Hall JCC, Senayan, Jakarta, Kamis (15/6). Pria 53 tahun ini mengenakan kostum merah putih datang untuk mendukung tim Indonesia yang berlaga di BCA Indonesia Open Super Series Premier 2017.
Hariyanto mengungkapkan sejak hari kedua dia sudah datang dengan kostum serba merah-putih ke Plenary Hall JCC. Aksesoris pun tak ketinggalan, mulai dari kalung dan topi khas berwarna merah-putih.
Pria asli Jawa Timur itu mengaku keluarga sangat mendukung aksinya, yang hampir selama lima tahun ini tidak pernah absen memberi dukungan di Indonesia Terbuka. "Kalau saya mau dukung begini, istri saya sudah nyeterika baju merah putih saya ini," kata Hariyanto di JCC, Kamis (15/6).
Dia mengatakan terkadang keluarga merasa kasihan. Usia Hariyanto sudah tidak lagi muda namun tetap berpakaian unik demi mendukung skuat merah putih di turnamen bulu tangkis tersebut.
Hariyanto mengaku tidak mempersoalkan usia dan keribetan karena harus mengenakan pakaian unik asalkan dapat mendukung secara langsung para atlet berjuang di Indonesia Terbuka 2017.
Keunikan Hariyanto pun membuat dia dikenal oleh para atlet. Menurut Hariyanto, kedatangannya ke JCC ini juga diundang langsung oleh mantan Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI Rexy Mainaky.
"Saya di-sms. Dulu saya pernah dapat penghargaan sebagai penonton terheboh dan diundang ke Pelatnas Cipayung," ujar dia.
Hariyanto juga aksi unik membuat dia kenal dengan tunggal putra, Jonatan Christie, dan pemain spesialis ganda campuran, Tontowi Ahmad. Setelah Ahsan tidak lagi tampil, dia pun akan memberi dukungan kepada Jonatan dan Tontowi.
"Semoga bisa menang. Mereka juga akrab dengan saya karena saya selalu dukung setiap tahun," kata Hariyanto.
Selain mendukung para atlet berjuang di Indonesia Terbuka 2017, Hariyanto mengungkapkan harapannya terhadap dunia bulu tangkis di Indonesia. Secara khusus, dia berharap, akan lahir penerus Susy Susanti.
Sektor tunggal putri Indonesia semakin meredup. Begitu juga sektor tunggal putra yang kesulitan mencari pemain terbaik. Hariyanto ingin ada lagi penerus Taufik Hidayat.
Susy dan Taufik merupakan pemain terbaik Indonesia pada masa jayanya. Keduanya mempersembahkan medali emas Olimpiade. Susy juara di Barcelona 1992 dan Taufik di Athena 2004.