REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Beberapa atlet muda yang tergabung di Pelatnas PBSI, Cipayung memberikan kejutan di Indonesia Open Super Series Premier 2017. Dalam turnamen tersebut, ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto mampu sampai ke semifinal.
Ganda putri junior Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi juga tampil maksimal walau mesti terhenti pada babak empat besar. Sementara tunggal putri junior, Fitriani dan Gregoria Mariska juga mampu memberikan perlawanan meskipun gagal melangkah lebih jauh.
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PBSI Susy Susanti menilai tak mudah bagi para pemain muda Indonesia saat ini untuk langsung melesat. Sebab peta kekuatan bulu tangkis dunia sudah merata. “Untuk regenerasi, kita harus ekstra kerja keras lagi,” kata Susy kepada Republika.co.id, Selasa (20/6).
Setelah mulai melihat adanya kemajuan dari regenerasi atlet saat di Indonesia Open 2017, Susy ingin selanjutnya ada kemajuan yang konsisten. Dia mengatakan, untuk mengejar ketertinggalan maka atlet muda harus bisa memerbaiki diri dengan belajar lagi.
Di sisi lain, lanjut Susy, PBSI masih harus berbenah diri juga untuk sektor yang masih tertinggal agar kemudian saat berlaga di turnamen lain juga terus terlihat regenerasi atlet. “Ini jadi satu kerja keras kita, khususnya saya untuk bagaimana meningkatkan prestasi dengan terus mematangkan mereka (atlet junior),” jelasnya.
Susy mengaku belum puas karena sektor tunggal masih harus bekerja keras lagi. Ia ingin memacu semangat para atlet junior tetap berasni meski harus melawan pemain top dunia di turnamen manapun.