REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih ganda campuran Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) Bulu tangkis Richard Mainaky mengatakan program ganda campuran terbaik Indonesia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir akan berakhir setelah Asian Games 2018. Pesta olahraga antarnegara di Asia itu akan dihelat di Jakarta dan Palembang pada Agustus tahun depan.
"Kalau di program saya berakhir di 2018," kata Richard, Kamis (13/8).
Tontowi dan Liliyana atau akrab dipanggil Owi/Butet sudah memenangkan berbagai kejuaraan dunia sejak dipasangkan sejak 2010. Keduanya meraih tiga kali All England, Juara Dunia 2013, dan Olimpiade 2016. Terakhir, mereka meraih gelar juara Indonesia Open Super Series Premier 2017. Namun, banyak keterbatasan untuk Owi/Butet untuk melanjutkan prestasi, termasuk usia. Selain itu, Butet juga masih mengalami cedera lutut.
Butet yang sudah berusia 31 tahun juga mengamini pernyataan Richard. Dalam programnya, ia akan berakhir setelah Asian Games 2018. Tapi, ia sering berdiskusi dengan mantan pasangannya di ganda putri, Vita Marissa.
Vita yang saat ini menjadi asisten pelatih Richard memberi saran kepada Butet untuk meneruskan karirnya selagi bisa. "Dia //bilang// selagi masih bisa kenapa //enggak//," kata Butet.
Butet mengatakan cedera lutut yang ia dera sejak awal tahun memang mengganggunya. Karena sebelumnya ia sangat jarang cedera. Jadi, ketika cedera, ia menjadi tidak sabar karena harus hanya melatih kaki kirinya yang cedera.
Tapi, dengan cedera ini, ia bisa belajar untuk lebih bersabar dalam berlatih. "//Sempet bosen// harus //sepedaan// lagi, stamina lagi, kapan latihan tekniknya. Tapi, dari ini saya belajar," kata Butet menambahkan.
Sementara Owi yang sejak masuk pelatnas dilatih Richard menyerahkan nasibnya kepada pelatihnya tersebut. Jika Butet tidak lagi bermain maka ia siap untuk ditugaskan di nomor apa pun, baik tetap di ganda campuran atau pindah ke ganda putra. "Saya percayakan ke Kak Richard," kata Owi.