REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Pasangan ganda campuran Indonesia binaan PB Djarum, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir mendapatkan bonus dari Bakti Olahraga Djarum Foundation sebesar Rp1 miliar atas keberhasilannya menjadi juara Dunia Bulu Tangkis 2017 di Glasgow, Skotlandia, Kamis (7/9).
Pemberian bonus terhadap Liliyana Natsir (Butet) dan Tontowi Ahmad (Owi) digelar bersamaan dengan "Welcome Dinner" bagi finalis Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2017 dari delapan kota audisi di GOR Djarum, Kamis (7/9) malam.
Selain hadiah diberikan kepada pasangan yang telah mengoleksi satu medali emas Olimpiade, dua medali emas Kejuaraan Dunia, dan hattrick All England itu, penghargaan juga diberikan kepada pelatih Owi dan Butet, yakni Richard Mainaky dan Vita Marissa yang mendapatkan TV LED Polytron 50 inch.
"Kehadiran Owi dan Butet diharapkan menjadi suntikan motivasi bagi para peserta yang bertarung di Final Audisi," kata Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation Yoppy Rosimin di Kudus, Kamis.
Ia mengatakan, Tontowi dan Liliyana menunjukan kepada semua orang sebagai atlet yang memiliki mental juara dunia sejati. "Mereka mampu bangkit, melawan, hingga berhasil meraih kemenangan," ujarnya.
Padahal, kata dia, di partai puncak melawan pasangan Zheng Siwei/Chen Qingchen dari Tiongkok, keduanya sempat kehilangan di game pertama, kemudian keduanya menunjukan mental juara dan mampu bangkit membalikan keadaan di dua game berikutnya dengan skor 15-21, 21-16, dan 21-15.
Bonus yang diberikan kepada keduanya, kata dia, sebagai bentuk apresiasi Djarum Foundation atas kerja keras dan prestasi mereka mengharumkan nama bangsa di kancah dunia.
Ia mengatakan, menjadi kampiun dunia bulu tangkis di bulan kemerdekaan seolah menjadi tradisi bagi Owi dan Butet.
"Setahun yang lalu, keduanya juga meraih medali emas Olimpiade Rio setelah mengempaskan pasangan Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying. Indonesia Raya pun berkumandang di Pavilion 4 Rio Centro, Brasil, tepat pada 17 Agustus 2016," ujarnya.
Kedua bintang bulu tangkis Indonesia tersebut, lanjut Yoppy, merupakan salah satu contoh nyata prestasi atlet PB Djarum yang berhasil meraih prestasi tingkat dunia. "Lewat apresiasi penghargaan ini, kami berharap bisa menjadi penyemangat atlet-atlet muda lainnya untuk mengikuti jejak Tontowi dan Liliyana," ujarnya.
Meskipun berderet prestasi yang sudah mereka berikan untuk bangsa, kata dia, mereka selalu haus gelar juara. Menurut dia, hal terpenting merupakan semangat untuk terus mengharumkan nama bangsa.
Sebelumnya, pada pertengahan Juni 2017, Owi dan Butet juga berhasil menorehkan prestasi dengan gelar juara ganda campuran BCA Indonesia Open Super Series Premier 2017, setelah mengalahkan pasangan unggulan Tiongkok Zheng Siwei/Chen Qingchen.
Pada acara malam penghargaan, Owi menyampaikan terima kasih kepada PB Djarum yang terus memacu dan memberikan tambahan motivasi kepada para pemain klub dari perkumpulan bulutangkis yang berdiri pada tahun 1969.
Kepada ratusan pebulutangkis muda yang mengikuti Final Audisi Djarum Beasiswa Bulutangkis, Owi juga berpesan agar mereka giat berlatih dan jangan pernah putus asa.
"Saya bersyukur atas dukungan yang selalu diberikan Djarum Foundation dan PB Djarum. Tentu ini menjadi penyemangat kami untuk berjuang meraih hasil terbaik dalam setiap pertandingan. Semoga ini juga bisa menjadi inspirasi adik-adik agar terus berjuang dan berlatih sebaik mungkin," ungkap atlet kelahiran Banyumas tersebut.
Butet, pebulutangkis asal Manado, Sulawesi Utara itu, berharap, prestasinya ini bisa menjadi motivasi bagi atlet muda dan atlet lainnya, sehingga bisa meneruskan kejayaan bulu tangkis Indonesia.
Dengan demikian, Butet telah menyabet empat kali medali emas Kejuaraan Dunia Bulutangkis. Dua gelar lainnya diraihnya juga pada nomor ganda campuran bersama Nova Widianto, yakni pada 2005 dan 2007.