Jumat 08 Sep 2017 19:35 WIB

Ini Alasan Penghapusan Kategori U-15 di Audisi Djarum 2017

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pelatih PB Djarum Fung Permadi
Foto: dok
Pelatih PB Djarum Fung Permadi

REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Pelatih sekaligus pemandu bakat PB Djarum, Fung Permadi mengatakan, penghapusan kategori U-15 di Final Audisi Djarum Beasiswa Bulutangkis 2017, dilakukan dengan pertimbangan matang. Sampai tahun lalu, audisi masih membuka pendaftaran calon pebulutangkis untuk kategori U-15. Namun, kali ini penyelenggaraan hanya membuka kategori U-13 dan U-11, baik putra dan putri.

Menurut Fung, penghapusan kategori U-15 dilakukan lantaran persaingan antarklub begitu ketat. Dia mendapati pengalaman, selama ini ketika ada pebulutangkis U-15 yang menonjol hingga masuk final di Audisi Djarum, tidak lama kemudian bisa berpindah klub. "Kalau ada pemain U-15 masuk grand final, bisa digerilya klub lain, itu ada pengalaman tapi tak banyak," kata Fung di GOR Djarum, Kudus, Jumat (8/9).

Fung menuturkan, usia pebulutangkis U-15 masuk kategori susah dibentuk. Hal itu lantaran dengan usia segitu, pebulutangkis yang didapat dari hasil audisi Djarum Kudus hanya yang berkualifikasi standar. Karena itu, pihaknya rela mencari bibit lebih muda di kategori U-11 yang masih membutuhkan pembinaan panjang.

Fung mengakui, mendidik pebukutangkis U-11 sangat merepotkan dan memerlukan perjuanga keras. Pasalnya, tidak sedikit di antara mereka ada yang masih mengompol, mentalnya seperti anak kecil, serta mudah kangen orang tua. Hanya saja, sambung dia, PB Djarum menganggap keputusan membuka audisi U-11 sudah tepat daripada tetap mengadakan seleksi U-15, yang kerap bakatnya lebih dulu diserobot klub lain secara diam-diam.

"Evaluasi setelah U-15, itu kita dapat pemain bukan utama, dapat sisa-sisanya. Kita buat evaluasi, kita tentukan mengambil lebih ke bawah lagi. Untuk U-11, kita memang kesulitannya besar. Itu kesulitannya lebih besar, tapi itu harus kita lakukan," kata mantan pebulutangkis Indonesia dan Taiwan itu.

Dia juga tidak mengelak, proses Audisi Djarum Bukutangkis 2017 masih rawan terjadi pencurian umur. Untuk itu, panitia berjuang keras melakukan verifikasi dengan melakukan pemeriksaan silang terhadap akta kelahiran, ijazah sekolah, hingga wawancara dengan pihak sekolah. Diharapkan dengan proses verifikasi ketat tersebut, niat untuk mengelabui umur bisa diminimalkan,

"Bukan menuduh, tak dipungkiri memang, dalam audisi umum PB Djarum pun masih banyak praktik pencurian umur. Mungkin belum ketahuan saja sekarang," ujar Fung.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement