REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk mempercepat regenerasi atlet bulu tangkis di Indonesia, Pengurus Besar Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI) diminta agar lebih sering melakukan pengiriman pemain muda ke ajang internasional. Hal ini diungkapkan mantan pebulu tangkis, Luluk Hadiyanto, Rabu (20/12).
"Saya ingin PBSI tahun depan melakukan percepatan dengan cara mengirimkan atlet muda Indonesia ke luar negeri, kalah tidak masalah tetapi mereka dapat mengambil pelajaran dari pertandingan tersebut," ujar Luluk yang kini dipercaya menjadi kepala pelatih Sekolah Olah Raga Ragunan Cabang Bulu Tangkis.
Luluk mencontohkan juara dunia tunggal putri World Cup Junior 2017 lalu, Gregoria Mariska Tunjung masih belum banyak diberi kesempatan. Pemain yang seangkatan dengan Gregoria sudah lebih banyak di beri kesempatan, seperti Akane Yamaguchi yang sudah malang melintang di ajang Super Series, padahal dia satu level dengan Gregoria.
Luluk tidak mengerti apa alasan pemain muda yang ada di pelatnas kurang banyak diberikan kesempatan mengikuti turnamen internasional di luar negeri. Jika alasan keterbatasan dana, lanjut dia, maka PBSI harus mencari solusi bagaimana untuk mendapatkannya.
Peran swasta menurut Luluk juga sangat penting dalam mendukung perkembangan pebulu tangkis muda Indonesia. "Untuk yang di luar pelatnas, klub memang menjadi ujung tombak, namun peran swasta juga tidak kalah penting dalam mendukung kematangan pebulu tangkis muda kita."
Luluk mencontohkan perusahaan produsen sepatu Eagle yang sejak Maret tahun 2017 menjadikan pebulu tangkis muda, Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay sebagai ambassador produk sepatu dan apparel olah raga buatan Indonesia tersebut.
Dengan menjadi ambassador Eagle, Ikhsan sepanjang tahun 2017 diberi kesempatan mengikuti tiga turnamen internasional di Peru, Malaysia, dan Singapura. Semua biaya yang dibutuhkan Ikhsan selama mengikuti turnamen ditanggung sepenuhnya oleh Eagle. "Bila Ikhsan juara akan ada tambahan bonus." ujar Luluk saat acara media Gathering Eagle.