Hujan menjadi teman perjalanan pesepeda Lombok Audax 2013 - 300 kilometer. Turunnya hujan telah dimulai sejak pesepeda baru mengayuh selama 15 menit. Hujan ini mampu meredakan udara panas ketika menyisir bibir pantai di pulau Lombok. 300 kilometer pun berhasil ditempuh selama 17 jam dalam satu hari (26 Januari 2013).
Sambutan Sang Rembulan
Cahaya rembulan memang masih terlihat jelas saat seluruh pesepeda bersiap untuk mengikuti Lombok Audax 2013 yang akan menempuh jarak 300 kilometer. Dengan titik start berada di depan Holiday Resort, Senggigi - Lombok, sebanyak 81 pesepeda telah menyiapkan segala penerangan sepeda, termasuk rompi reflektor yang disediakan panitia.
Rombongan pesepeda Lombok Audax memang masih menjadi satu peleton besar karena jarak pandang cukup terbatas. Namun menjelang beberapa kilometer, hujan langsung menyambut pesepeda. Berhenti sejenak dan menggunakan jaket anti air menjadi pilihan beberapa pesepeda.
Perjalanan pun sempat tertahan karena jalur menuju Pusuk di Lombok Utara mengalami gangguan. Akhirnya jalur pun harus sedikit berputar agar menghindari jalan yang bermasalah tersebut. Menjelang hutan Pusuk, hujan mulai reda. Tanjakan panjang menjadi tantangan bagi pesepeda untuk menuju titik stop pertama untuk mendapatkan stempel.
Menuntun atau Jatuh?
Setelah beristirahat sejenak dan mendapatkan stempel, pesepeda kembali melanjutkan perjalanan menuju titik pemberhentian selanjutnya. Namun hujan yang turun telah membuat tanah di dinding tebing terbawa sehingga membuat pesepeda harus ekstra hati-hati agar tidak terjatuh.
Bahkan Axel, sebagai penggagas Lombok Audax harus rela di bawa ke rumah sakit setelah terjatuh saat pertama kali melalui jalan tersebut. pesepeda pun langsung menuntun sepeda mereka untuk menghindari kejadian serupa. Bagian jalan tersebut memang cukup licin, bahkan salah satu sepeda motor polisi ikuti tergelincir.
Turunan Bonus Tanjakan
Setelah menyusuri sebagian bibir pantai pulau Lombok, pesepeda harus merasakan beberapa turunan maupun tanjakan panjang. Namun cukup menantang seluruh pesepeda. Bagian yang paling menantang adalah saat menuju tempat peristirhatan ke tiga di daerah Obel - Obel. Pada tanjakan tersebut seluruh pesepeda dijajal kemampuannya.
Handling sepeda dan feeling untuk memindahkan gear ketika menghadapi turunan atau melalui tanjakan. Salah mengatur maupun memindahkan dapat berakibat tidak dapatnya melalui tanjakan atau yang terparah adalah komponen sepeda mengalami kerusakan.
Rombongan Cepat dan Normal
Kemampuan pesepeda dalam Lombok Audax 2013 memang cukup berbeda sehingga pihak panitia membagi dua rombongan. Bagi mereka yang memiliki endurance bagus dan mampu melaju dengan cepat dipersilahkan untuk melanjutkan perjalanan dalam satu rombongan. Sedangkan pesepeda lainnya dapat bergabung dalam rombongan normal.
Memang dalam pengertian Audax tidak mencari siapa yang tercepat atau juara. Namun pesepeda yang ingin meningkatkan kemampuan atau menjaga cadence pasti tidak ingin memperlambat laju mereka.
Namun kedua rombongan ini akhirnya kembali menjadi satu peloton besar karena mulai padatnya lalu lintas ketika akan memasuki Lombok Tengah. Tujuannya tentu untuk menjaga keselamatan seluruh pesepeda Lombok Audax 2013.
Dini Hari Bertemu Malam
Setelah memulai perjalanan ketika masih gelap gulita, seluruh rombongan pesepeda Lombok Audax 2013 kembali ke finish atau titik start pada waktu telah menunjukkan pukul 9 malam, waktu setempat. Total jarak yang telah ditempuh adalah 300 kilometer dengan waktu total mencapai 17 jam.ÃÂ Dan seluruh bagian Lombok pun telah dilalui oleh pesepeda dalam Lombok Audax 2013.
Kemampuan pesepeda pun diuji hingga batas maksimal mereka, manajemen perbekalan maupun logistik yang dikonsumsi pun menjadi faktor keberhasilan. Tentu semua itu tidak lepas dari pola latihan dan kebiasaan selama bersepeda.
ÃÂ
Ikuti Whatsapp Channel Republika