REPUBLIKA.CO.ID, SOLOK -- Pebalap Iran yang memperkuat Tabriz Petrochemical Team (TPT), Amir Kolahdozhagh menguasai etape empat Tour de Singkarak (TDS) 2015 dari Sawahlunto dan finis didepan Kantor Bupati Solok Selatan, Selasa (6/10).
Kemenangan pebalap dengan nomor start 183 cukup istimewa karena diraih dietape berat dan memiliki titik King of Mountain (KOM) dengan "horse category" atau tanjakan tertinggi pada kejuaraan yang diprakarsai oleh Kementerian Pariwisata itu.
Selain medan yang berat, Amir juga mampu mengalahkan tiga pebalap lain dalam adu sprint saat memasuki garis finis. Saat masuk finis bersaing dengan Thomas Lebas dari Bridgestone Anchor Cycling Team, Jai Crawford dari Kinan Cycling Team dan Amir Zargari dari Pishgaman Giant Team.
Dari 10 besar tidak ada pebalap dari Indonesia maupun Asia Tenggara yang masuk. Mayoritas dikuasai oleh pebalap dari Iran, Prancis dan Australia. Hal ini menunjukkan jika medan yang dilalui sangat berat dibandingkan dengan etape sebelumnya.
Pemegang Polkadot jersey (raja tanjakan) sebelumnya yaitu Sho Hatsuyama dari Bridgestone Anchor Cycling Team harus rela melepaskan jerseynya kepada pebalap Pishgaman Giant Team, Arvin Moazemi Goudarzi dengan 41 poin disusul pebalap TPT Ahad Kazemi Sarai dengan 34 poin dan Rahim Emami dari Pishgaman Giant Team dengan 31 poin.
Dengan kemenangan Amir dietape empat ini maka TPT mendominasi jalanya Tour de Singkarak karena sudah menang didua etape resmi dan satu etape yang hanya mempertandingkan sprint. Pebalap TPT yang sebelumnya sukses menjadi juara etape adalah Mehdi Sohrabi.
Pebalap Indonesia yang mampu masuk dibarisan depan adalah Dadi Suryadi dari Pegasus Continental Cycling Team. Pebalap asal Sumedang itu sukses menyodok bersama dengan pebalap asal Asia Tenggara yaitu Ariya Phounsavath yang memperkuat Sigha Infinite Cycling Team.
"Medannya memang cukup berat. Hampir semua pebalap merasakannya. Tapi kami menempatkan satu pebalap dibarisan depan," kata manajer Pegasus Continental Cycling Team, Wawan Setyobudi.
Setelah menyelesaikan etape berat dan terdapat tanjakan yang tinggi, peda etape kelima dari Harau menuju Ngalu Indah semua pebalap yang finis akan berhadapan dengan lintasan balap yang variatif. Namun ada empat titik KOM yang harus dilalui dan satu diantaranya masuk kategori satu yang mempunyai ketinggian 1.118 mdpl.
Dengan banyaknya titik KOM termasuk di Kelok Sembilan yang merupakan salah satu ikon Sumatra Barat, pebalap dengan spesialisasi tanjakan akan kembali berpeluang untuk kembali menguasai etape kelima ini.