REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN-- Anggota DPR RI dari Komisi X, Hetifah Sjaifuddin, pesimistis Indonesia berhasil menjadi juara umum SEA Games XXVI karena persiapan para atlet dinilai masih kurang. "Tanpa bermaksud melemahkan dan tidak menghargai persiapan yang sudah dilakukan, bagi saya adalah keajaiban bila kita berhasil jadi juara umum SEA Games kali ini," kata Hetifah di Balikpapan, Rabu.
Anggota Komisi X DPR yaqng antara lain membidangi masalah pendidikan dan olahraga itu mengatakan, pemerintah memang belum sampai seratus persen mempersiapkan SEA Games XXVI meski waktu penyelenggaraan tinggal sepuluh hari lagi.
Ia menambahkan, sarana pertandingan yang belum siap adalah panjat tebing, menembak, aquatic center, dan atletik. Lapangan tembak, aquatic centre, panjat dinding sedianya diuji-coba pada tanggal 28-29 Oktober.
Malah, lanjut Hetifah, pengerjaan saluran drainase di Jalan Jendral Sudirman, Senayan, Jakarta, yang tidak rapih dan berlangsung hingga Desember mendatang pun berpotensi mengganggu dan merusak persiapan serta konsentrasi penyelenggaraan SEA Games.
Karena arena yang belum siap itu juga, Hetifah melanjutkan, Indonesia kehilangan keuntungan sebagai tuan rumah.
"Semestinya kita bisa lebih mengenal lapangan dan arena pertandingan, sebab untuk itulah kita jadi tuan rumah," kata Hetifah Sjaifuddin, yang juga anggota Fraksi Partai Golkar daerah pemilihan Kalimantan Timur itu.
Namun karena beberapa tempat pertandingan (venue) belum selesai atau belum siap dipakai, Hetifah melanjutkan, atlet-atlet Indonesia sendiri tidak punya kesempatan yang cukup untuk menjajal arena dan beradaptasi di lapangan untuk bisa lebih unggul dari atlet negara-negara ASEAN peserta SEA Games lainnya.
"Ya kita tetap berharap semoga atlet-atlet kita tidak menjadikan ini sebagai hambatan untuk jadi juara dan memenuhi target untuk jadi juara umum," sambung Hetifah. Pengenalan akan arena pertandingan memang bisa jadi faktor membantu atlet memenangkan pertandingan. Secara psikologis atlet yang sudah kenal tempat pertandingan bisa langsung maksimal bermain dan tidak perlu lagi menit-menit awal penyesuaian.
Apalagi, kata Hetifah, dari informasi yang ia peroleh program latih tanding di luar negeri semua tidak berjalan sesuai rencana karena baru dua bulan lalu itu dilakukan. "Ini juga jadi problem atlet dalam mengasah kemampuan dan mental tanding," ujarnya.