REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Hujan kemarin mengguyur Kota Solo sejak siang hari. Tak pelak, 'serangan' butir-butir air dari langit itu mengacaukan upacara penutupan pesta olahraga penyandang disabilitas tingkat Asia Tenggara 'ASEAN Paragames 2011' di Stadion Manahan Solo.
Rangkaian acara menjadi berubah. Hal itu terlihat ketika marching band Universitas Sebelas Maret Surakarta membuka acara penutupan tersebut. Mereka memainkan aksinya di tribun barat sisi selatan stadion dan tidak di tengah lapangan.
Kekisruhan lainnya terjadi ketika parade para kontingen berlangsung. Dalam parade yang diawali cabang tenis kursi roda itu, hanya petugas pembawa papan nama yang melintas di hadapan ribuan penonton di Manahan.
Para atlet yang seharusnya ikut dalam parade tersebut akhirnya hanya berteduh tanpa mengikuti parade.
Sementara Menteri Pemuda dan Olahraga, Andi Mallarangeng, bersama Presiden ASEAN Para Sport Federation, Dato Zaenal Abu Zarin, harus rela berhujan-hujan saat menyampaikan pidato sambutan. Dalam pembacaan sambutannya, Andi menyatakan penyelenggaraan pesta olahraga dua tahunan itu telah selesai dengan baik.
"Ini sesuai dengan tujuan awal, yakni sukses penyelengaraan, prestasi, pemberdayaan ekonomi," katanya. "Nyuwun pangapunten, mohon maaf jika masih ada kekurangan. Kami sudah berusaha memberi yang terbaik."
Para atlet membuktikan bahwa keterbatasan bukan halangan untuk berpretasi. Oleh karena itu, Andi meminta masyarakat jangan malu atau mengucilkan penyandang disabilitas. "Ajak mereka berolahraga," katanya.