REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dibentuknya kompetisi olahraga multi-cabang Liga Mahasiswa (LIMA) diharapkan membawa warna baru tidak hanya di dunia olahraga tapi juga pendidikan. Kompetisi itu diharapkan menjadi motor penggerak prestasi olahraga Indonesia dengan tidak mengorbankan prestasi pendidikan para atlet.
Ketua Persatuan Basket Indonesia (Perbasi) Anggito Abimanyu mengatakan, LIMA didirikan dengan mengusung konsep ‘Student Athlete’. Konsep ini mencakup tiga hal yakni olah raga, pendidikan, dan sosial.
“Olah raga merupakan salah satu faktor penting dalam pembentukan karakter generasi muda bangsa. Begitu juga dengan pendidikan. Karenanya, kedua hal itu harus berjalan beriringan,” ujarnya dalam konfrensi pers di Citra Graha Building, Jakarta, Jumat (15/6).
Anggito menuturkan, untuk menjamin prestasi pendidikan para peserta Liga Mahasiswa tetap terjaga, pihaknya telah membuat sejumlah persyaratan. Salah satunya, para peserta harus memiliki Indeks Prestasi (IP) minimal 2,0. Pelanggaran terhadap ketentuan tersebut akan dikenakan sanksi tegas.
“Kita akan awasi dengan ketat. Jika ada yang kedapatan melakukan kecurangan akan langsung dikeluarkan dari kompetisi. Manajer dan pelatih tim kampus yang bersangkutan juga akan diberi sanksi skors selama dua musim,” tandasnya.
Selain itu, Liga Mahasiswa juga akan mendorong seluruh peserta yang terlibat untuk berpartisipasi dalam bidang kemasyarakatan. Kegiatan-kegiatan sosial akan digelar secara rutin dalam kurun waktu tertentu.