REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Chef de Mission Tim Paralympic Indonesia, James Tangkudung menyatakan tidak tahu secara rinci terkait anggaran kontingen Paralympic Merah Putih yang dialokasikan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) sebesar Rp 6 miliar.
Namun, ia memperkirakan empat atlet Paralympic Indonesia yang akan bertanding di London kemungkinan hanya akan menggunakan setengah dari anggaran yang disediakan Kemenpora.
"Saya cuma tahu urusan keberangkatan, jadi untuk masalah anggaran itu ada di tangan Kemenpora. Anggaran sebesar Rp 6 miliar itu memang yang disediakan Kemenpora, tapi karena jumlah atlet cuma empat kemungkinan hanya akan dipakai Rp 2-3 miliar," kata James saat dihubungi Republika di Jakarta, Jumat (24/8) malam.
Dikatakan James, masalah penetapan anggaran kontingen paralimpik dilakukan berbarengan dengan anggaran kontingen olimpiade. Jadi, kata dia, ketika itu memang sudah disiapkan anggaran sebesar Rp 6 miliar untuk kontingen paralympic dengan perkiraan atlet yang lolos lebih dari empat.
Lantaran atlet yang lolos hanya empat orang, James mengungkapkan anggaran sebesar Rp 6 miliar harus dipertanggungjawabkan penggunaannya. "Anggaran akan kita pertanggunggjawabkan sesuai pengeluaran. Mungkin Rp 6 miliar ini sekaligus untuk bonus," prediksi James.
Adapun empat atlet paralympic Indonesia yang akan berangkat ke London adalah David Jakobs (tenis meja), Prasetyo Budi (lompat jauh-atletik), Ni Nengah Widiasih (angkat besi), dan Agus Ngaimin (renang).
Berkenaan dengan Olimpiade 2012, lokasi perhelatan Paralympic terselenggara di London mulai 29 Agustus hingga 9 September mendatang. Seluruh atlet difabel dunia yang berpartisipasi di paralympic akan mendapatkan fasilitas dan pelayanan sama dengan atlet yang berlaga di olimpiade.
Venues pertandingan yang digunakan sama, menyusul diperpanjangnya kerja sama antara IOC (Komite Olimpiade Internasional) dan IPC (Komite Paralympic Internasional).