REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pelanggan PDAM Kota Bandung, mulai khawatir dengan adanya gangguan pasokan air selama sepekan ini. Menurut Warga Kompleks Margahayu Raya Kota Bandung, Agita Hertiana (33 tahun), Ia telah mendapat selebaran dari Ketua RT nya yang menginformasikan, aliran air PDAM Kota Bandung, akan terganggu dari Senin (13/2) sampai Rabu (15/2) ini.
"Ya, khawatir kan repot kalau enggak ada air. Mau melakukan berbagai aktivitas jadi susah," ujar Agita kepada Republika.co.id, Senin (13/2).
Menurut Agita, hari ini air di rumahnya memang masih mengalir. Tapi, tak sederas biasanya. Ia khawatir, sore atau malam air tersebut benar-benar terganggu dan tak mengalir lagi. Namun, Ia tak terlalu banyak menyetok air karena tempatnya yang terbatas.
"Mau nyetok, tempatnya terbatas jadi ya terpaksa membeli air ke tukang air keliling," katanya.
Agita mengaku, sebenarnya gangguan tak ada air ini sebelumnya pernah terjadi. Biasanya, kalau air mati, Ia akan membeli ke tukang air langganan yang menjual air menggunakan jerigen. Dalam satu hari, Ia biasanya membeli air 45 jerigen dengan harga Rp 100 ribu.
"Ya, lumayan kalau air matinya seminggu berarti harus beli air untuk seminggu dikali Rp 100 ribu," katanya.
Namun, kata dia, kadang-kadang saat dibutuhkan tukang air langganannya sering tak muncul. Biasanya, kalau kondisinya seperti ini, Ia akan nebeng berbagai aktivitas yang berhubungan dengan air ke rumah kakak ipar yang letak rumahnya tak terlalu jauh.
Sementara menurut warga Antapani, Denti Devani, Ia sudah memperoleh informasi gangguan tersebut sejak Ahad (14/2). Jadi, semua tempat penampungan air di rumahnya sudah diisi penuh. Namun, Ia tetap khawatir stok air yang ada tak akan mencukupi.
"Kalau gangguannya seminggu ya, khawatir juga bakal kekurangan air," katanya.