Senin 13 Feb 2017 13:26 WIB

MUI Imbau Umat Islam tidak Rayakan Hari Valentine

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Bilal Ramadhan
Imbauan larangan perayaan Hari Valentine (ILustrasi)
Foto: VOA
Imbauan larangan perayaan Hari Valentine (ILustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Momentum tahunan 14 Februari kerap dipandang segolongan pihak untuk merayakan Valentine. Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Prof Yunahar Ilyas mengimbau umat Islam agar tidak memperingati Hari Valentine.

"Jadi, tidak ada gunanya Valentine itu karena dari segi sejarahnya juga bukan dari Islam, tapi agama lain. MUI mengimbau umat Islam tidak usah ikut-ikutan Valentine," kata Yunahar Ilyas saat dihubungi, Senin (13/2).

Dia menuturkan, Valentine sering kali menjadi dalih untuk mengumbar sahwat. Misalnya, dengan berpesta pora, pacaran, atau bahkan melakukan seks bebas. Karena itu, Yunahar meminta pihak orang tua Muslim untuk menjaga diri dan keluarganya dari mudarat tersebut.

"Kepada para remaja, agar jangan ikut-ikutan Valentine. Islam mengajarkan, kasih sayang itu diungkapkan setiap hari. Tak ada hari spesial. Sayang kepada orang tua, saudara, antara suami dan istri. Bukan dalam arti hubungan bebas atau pacaran," kata dia.

Diketahui, Dinas Pendidikan Kota Semarang sudah melarang para peserta didik untuk ikut merayakan Valentine. Terkait itu, Yunahar mengapresiasinya. "Bagus saja. Sebagai penanggung jawab pendidikan, dia punya kebijakan-kebijakan tentang pendidikan. Boleh saja. Tak masalah. Kalau yang positif, ya kita dukung."

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement