REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG — Sejumlah warga masih enggan mengungsi meski banjir masih melanda wilayah Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Mereka memilih bertahan untuk bisa menyelamatkan tanaman padi yang tergenang banjir.
Informasi yang dihimpun dari Kodim 0718/Pati, warga bertahan karena ingin menyelamatkan padi mereka yang telah beberapa hari terendam banjir. Hal ini karena tanaman tersebut sebenarnya sudah siap panen.
“Untuk membantu warga yang saat ini masih bertahan, Kami sudah memerintah anggota untuk membuat posko bencana di lokasi terdampak,” kata Dandim Pati, Letkol Inf Andri Amijaya, Senin (13/2).
Sedikitnya 41 desa yang ada di tujuh Kecamatan yang ada di kabupaten Pati, Jawa Tengah masih terendam banjir. Selain menggenangi ribuan hektare lahan persawahan, banjir juga menggenangi sedikitnya 85 hektare tambak serta 55 petak tambak budidaya perikanan darat.
Data yang dirilis oleh Kodim 0718/ Pati menyebutkan, banjir juga menggenangi 1.825 rumah warga, tiga gedung sekolah. Ketinggian air masih mencapai kisaran 30 hingga 70 centimeter. Banjir menggenangi 12 desa di Kecamatan Gabus, delapan desa di Kecamatan Juwana, tujuh desa di Kecamatan Pati, lima desa di Kecamatan Kayen, lima desa di Kecamatan Dukuhseti serta tiga desa di Kecamatan Jakenan.
Dari beerapa kecamatan ini, dua kecamatan yakni Kecamatan gabus dan Kecamatan Juwana merupakan wilayah banjir terparah. Total mencapai 1.056 rumah yang terendam banjir ini.
Sementara itu, dampak banjir dikhawatirkan juga menyulitkan pelaksanaan pilkada serentak di sejumlah wilayah di Kabupaten Pati. Sejumlah desa terdampak banjir harus menentukan lokasi tempat pemungutan suara (TPS) yang aman dari genangan banjir.
Seperti di Desa Minto Basuki, Kecamatan Gabus. Karena TPS yang telah ditentukan terendam banjir maka harus diupayakan lokasi lain yang lebih aman. “Kami terpaksa harus mencari lokasi lain yang aman dari banjir,” ungkap Siman, salah seorang perangkat desa setempat.