REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TIMUR -- Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Tuan Guru Haji (TGH) Muhammad Zainul Majdi meninjau langsung lokasi terparah bencana banjir bandang yang ada di Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur, NTB, Senin (13/2). Dia mengatakan, peristiwa bencana seperti ini memang tidak diinginkan. Namun, bencana ini harus dicari penyebabnya, seperti rusaknya lingkungan alam karena ulah manusia.
"Kita harus mencari penyebab mendasar mengapa ini terjadi. Saya tidak mau menentukan mengapa ini terjadi, biar nanti kita investigasi," ujar dia saat meninjau lokasi banjir.
Jika hal tersebut merupakan perilaku manusia yang merusak lingkungan, dia mengajak seluruh warga sekitar untuk memperbaiki diri agar tidak terulang kembali. Pria yang juga dikenal sebagai Tuan Guru Bajang (TGB) juga mengaku akan terus berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten Lombok Timur, serta pihak terkait lainnya untuk antisipasi serta program penanggulangan pascabencana atau mitigasi.
Dia juga telah menugaskan Dinas Pekerjaan Umum NTB membantu korban yang telah kehilangan tempat tinggal melalui program rumah layak huni. "Tadi saya sudah mendapat gambaran, nanti akan ada bantuan bagi korban banjir melalui program rumah layak huni, dan jangan khawatir untuk makan minum. Sudah ada dapur umum yang siap melayani 24 jam, selain itu nanti juga akan ada bantuan dari Kementerian Sosial yang akan diatur teknisnya oleh Kepala Dinas Sosial NTB," ungkap dia.
Pemprov NTB, lanjut dia, berupaya semaksimal mungkin dalam perbaikan pascabanjir termasuk pemulihan trauma dengan menggandeng para tokoh agama dan juga psikolog. "Saya atas nama Pemprov NTB ikut berbela sungkawa atas terjadinya musibah banjir bandang yang telah menimbulkan banyak kerugian," katanya menambahkan.
Hingga Senin (13/2), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB mencatat terdapat 503 warga Sambelia yang mengungsi di tiga titik yakni SDI Kolah Sepang, Dara kunci, dan Menanga Reak. "Ketiga lokasi ini dalam kondisi terisolir karena jembatan putus," kata Kepala BPBD NTB Muhammad Rum di Mataram, Senin (13/2).
Banjir juga menewaskan seorang perwira Polda NTB atas nama AKBP Lenap yang terseret arus saat mengendarai kendaraannya pada Sabtu (11/2). Rum menyebutkan, sejumlah bantuan mendesak untuk kebutuhan sehari-hari para pengungsi telah disalurkan BPBD NTB seperti mie instan, air bersih, air mineral, selimut, terpal, dan paket untuk anak-anak.