REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor, Fahrudin mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melakukan pengawasan ke setiap sekolah secara berkala. Menurut dia, setiap 10 sekolah ditangani satu pengawas. Klaim Fahrudin ini menyusul ambruknya dua ruangan di SDN Pakuan, Kota Bogor, kemarin.
"Sejak Januari, pengawas sudah melaporkan kondisi awal, situasi sekolah bagaimana, hasil pengawasan, untuk antisipasi," ujar Fahrudin, Senin (13/2).
Fahrudin melanjutkan, saat ini Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor memiliki program revitalisasi, restorasi dan rehab sekolah. Sebanyak 15 sekolah akan direvitalisasi, empat direstorasi, lima direhab dan enam penambahan ruang kelas baru (RKB). Ia mengatakan, tahun ini pemerintah menyiapkan anggaran Rp 26 miliar termasuk meubeler untuk program revitalisasi sekitar 30 sekolah.
"Sekolah dasar, di luar SMP, seperti SDN Menteng, Curug, Cimahpar, Loji, termasuk SDN Pakuan. Kalau restorasi seperti untuk sekolah cagar budaya, seperti SD Pengadilan," kata dia.
Fahrudin menambahkan, rata-rata sekolah yang akan direvitalisasi memang berusia cukup tua. Ia juga menanggapi terkait masalah minimnya jumlah ruang kelas dibandingkan jumlah rombongan belajar (Rombel). Ia mengatakan, sekira 40 persen lagi, rasio ruangan kelas dengan Rombel di Kota Bogor yang belum ideal.
"Empat puluh persen itu satu kelas masih dipakai dua rombel. Sisanya, 60 persen sudah satu kelas, satu rombel," katanya menambahkan.
Ambruknya SDN Pakuan, Kota Bogor dinilai patut dijadikan pelajaran semua pihak. Apalagi mengingat letak sekolah yang hanya berjarak sekitar tiga kilometer dari pusat pemerintahan Kota Bogor.
Ketua Komisi D DPRD Kota Bogor, Adityawarman Adil mengatakan, ada 20 persen bangunan sekolah yang sudah tua menurut Dinas Pendidikan. Dan SDN Pakuan merupakan salah satunya. Menurut dia, ambruknya sekolah merupakan ironi. Seharusnya, kata dia, pendidikan dan kesehatan menjadi prioritas pemerintah.
"Mengapa Pemkot Bogor tidak mengutamakan sarana dan prasarana pendidikan? Kalau sarana dan prasarananya tidak mendukung bagaimana pendidikan bisa maju?" jelas dia.
(Baca Juga: Bima Arya Tinjau Sekolah Ambruk di Bogor)