REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Keberadaan petani di Kabupaten Sukabumi diperkirakan terus mengalami penurunan. Para generasi muda saat ini dinilai tidak tertarik lagi terjun pada pengolahan areal pertanian.
"Memang saat ini sebagian orang lebih memilih bekerja di bidang lain," kata salah seorang petani di Desa Perbawati, Kecamatan/Kabupaten Sukabumi Mulyadi (35 tahun), Selasa (14/2).
Akibatnya, sebagian besar petani rata-rata sudah berusia lanjut dan hanya sedikit yang masih muda. Mulyadi menerangkan, para pemuda saat ini memilih bekerja sebagai buruh atau pekerja pabrik maupun tukang ojek. Penyebabnya, lanjut dia, bisa dikarenakan tidak mau berkotor-kotor dan ingin mendapatkan penghasilan yang lebih besar.
Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Sukabumi Dedah Herlina kepada wartawan mengatakan, proses regenarasi pada bidang pengolahan areal pertanian memang sulit. "Saat ini di Sukabumi tercatat ada sebanyak 2.800 lebih kelompok tani yang tersebar di 47 kecamatan," ungkap Dedah.
Dari satu kelompok tani itu, terang dia, tercatat sebanyak 30 hingga 40 orang petani yang menjadi anggotanya. Namun kata Dedah, dari ribuan kelompok tanii tersebut tidak semuanya aktif. Ke depan, kelompok tani yang belum aktif akan dicoba untuk bangkit kembali dalam menggiatkan aktivits pertanian.