REPUBLIKA.CO.ID, ONTARIO -- Lebih dari 300 penduduk kota Deep River, Kanada, yang terdiri dari berbagai macam agama, etnis, dan aliansi politik menunjukkan solidaritasnya dengan mendukung komunitas Muslim setempat. Mereka mengadakan aksi solidaritas di tengah badai salju.
Warga Deep River bersatu untuk mengecam penyerangan di sebuah masjid di Kota Quebec yang menewaskan enam Muslim. Bukan hanya untuk Masjid di Quebec tetapi juga untuk semua umat Muslim di AS.
Menurut peserta aksi, tindakan kekerasan tidak dapat ditoleransi dan tidak akan menghalangi Kanada dari membina masyarakat yang inklusif dan kohesif. Mereka membawa poster yang bertuliskan "Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh".
Peserta aksi melakukan pawai dari balai kota menuju Islamic Centre Ottawa Valley. Dalam pidato singkatnya, pemimpin aksi, Alison Hopley McIvor, mengatakan, pawai ini merupakan respon terhadap serangan dan teror yang terjadi di masjid. Selain itu, aksi ini juga bentuk penolakan terhadap perintah eksekutif Donald Trump yang melarang masuknya muslim dari tujuh negara mayoritas Muslim.
"Kami ingin memberikan komunitas kami kesempatan untuk mengirim pesan perdamaian dan cinta. Dan kehadiran kami disini adalah bukti ikatan yang kuat antara saudara-saudara Muslim,” ujar McIvor seperti dilansir thedailyobserver.ca (13/2).
Komunitas Muslim setempat mengaku senang dengan dukungan warga setempat. Mahmoud Karam mengatakan, dukungan tersebut merupakan harapan bagi komunitas Muslim. Dengan adanya aksi ini, semua warga negara dapat belajar dari satu sama lain dan terus memberikan dukungan sebagai warga negara yang berbagi nilai-nilai yang sama.
"Mari kita menegaskan kembali komitmen kita untuk hidup bersama dalam damai dan meninggalkan semua orang yang mencoba untuk memecah belah kita melalui kebencian dan kekerasan. Aksi ini benar-benar menyentuh hati kami sebagai komunitas Muslim,” katanya.