Selasa 14 Feb 2017 10:48 WIB

Indonesia Rawan Jadi Sasaran Perang Dagang Donald Trump

Rep: Frederikus Bata/ Red: Nur Aini
Presiden Amerika Serikat Donald Trump
Foto: AP Photo/Evan Vucci
Presiden Amerika Serikat Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sejumlah negara Asia Tenggara termasuk Indonesia rawan menjadi sasaran perang dagang dalam kebijakan ekonomi Presiden AS, Donald Trump. Hal ini karena AS mencatat defisit perdagangan dengan negara Asia Tenggara di antaranya Indonesia, Malaysia, dan Vietnam.

Trump memutuskan AS keluar dari kerja sama Trans-Pacific Partnership (TPP), yang merupakan serangannya terhadap kebijakan perdagangan Jepang, Cina, dan Korea Selatan. Ia kemudian mereformasi pajak yang memberlakukan retribusi pada impor AS dari semua negara. Hal tersebut berkontribusi melahirkan era proteksionis. Negara yang mencatat surplus perdagangan dengan AS diprediksi rawan terdampak kebijakan tersebut.

"Hampir semua negara di Asia mengekspor dalam jumlah besar ke AS," kata Deborah Elms, Direktur Eksekutif Pusat Perdagangan Asia yang berbasis di Singapura dilansir Bloomberg. Deborah menilai kebijakan Trump bisa membuat defisit perdagangan bagi negara-negara tersebut setiap saat. Ia menyangsikan apakah banyak negara sudah menyadari hal ini.

Berikut ini merupakan pengaturan perdagangan AS dengan mitra utamanya di Asia sesuai ukuran surplus perdagangan.

Cina

Perdagangan AS dengan Cina diatur oleh Organisasi Perdangan Dunia (WTO). Cina sasaran utama Trump sewaktu berkampanye. Meskipun Trump mengancam untuk meningkatkan tarif impor untuk merek dari negara tersebut, tetapi sejauh ini ia belum mengambil tindakan apapun terhadap negeri tirai bambu sebagai pasar ekspor ketiga AS. Mungkin Trump menyadari peringatan Presiden China Xi Jinping yang menilai perang dagag hanya akan menyakiti kedua pihak.

Jepang

Perdagangan AS dengan Jepang juga diatur oleh WTO. Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe pemimpin Asia paling pro aktif untuk menangkal ancaman Trump. Abe bertemu Presiden AS itu di Washington pada 10 Februari 2017 membahas seputar perdagangan dan investasi kedua negara. Trump menyinggung kurangnya akses mobil AS di Jepang. Abe mengatakan perusahaan AS tidak berusaha keras mengejar target tersebut.

Vietnam

Hanoi menghitung keuntungan dari TPP untuk mempererat hubungan dagang dengan AS. Surplus perdagangam dengan AS mewakili 15 persen dari perekonomian Vietnam. Hal tersebut didorong oleh ekspor pakaian rajut, furnitur, dan tempat tidur. Sejak 2010 ekspor ke AS dua kali lipat lebih banyak setelah pabrik-pabrik Cina pindah ke Vietnam untuk mencari upah yang lebih rendah.

Indonesia

Perdagangan antara Indonesia dengan AS diatur oleh WTO dan TIFA (Trade and Investment Framework Arrangement) sejak 2002. Pembicaraan sejak 1996. Surplus perdagangan Indonesia berasal dari ekspor pakaian rajut, karet, dan sepatu. Sementara AS menjual pesawat, kedelai, dan mesin ke tanah air. Terakhir kedua negara bertemu pada April 2016 membahas isu-isu perdagangan, dan sebagainya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement