Selasa 14 Feb 2017 11:44 WIB

Serangan Islamofobia di Jerman Meningkat, Masjid Jadi Sasaran

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Teguh Firmansyah
Masjid Yavuz Sultan Salim di Heidelberg, Jerman.
Foto: Irwan Kelana/Republika
Masjid Yavuz Sultan Salim di Heidelberg, Jerman.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Germany Islamic Council, salah satu rumah organisasi Muslim terbesar di Jerman, telah mengungkapkan keprihatinan atas catatan jumlah serangan Islamofobia. Pasalnya, terdapat lebih dari 90 serangan yang menargetkan masjid telah terjadi di Jerman.

Kepala Dewan Islam, Burhan Kesici, mengatakan ada 91 serangan terhadap masjid pada 2016. Ini merupakan indikasi tumbuhnya sentimen anti-Muslim di Jerman. Ia pun mendesak pemerintah dan para pemimpin politik, segera bersuara dan mengambil tindakan.

"Andai mereka suarakan Muslim bukanlah ancaman melainkan bagian dari masyarakat ini, jika mereka memberitahu orang-orang masjid adalah tempat ibadah, akan lebih sedikit permusuhan terhadap Islam," kata Kesici seperti dilansir Anadolu Agency, Selasa (11/2).

Pertumbuhan Islamofobia dan sentimen anti-pengungsi terjadi tahun lalu, dipicu propaganda kanan dan populis, yang mengeksploitasi kekhawatiran krisis pengungsi. Bahkan, Polisi mengungkap statistik ada peningkatan signifikan atas kekerasan anti-Muslim.

Pada 2015, terdapat 75 serangan yang dilaporkan, dan pada 2014 ada hampir 60 serangan terjadi dengan target utama masjid. Tapi, walau ada pertumbuhan jumlah serangan yang menargetkan masjid, Polisi sering gagal mengidentifikasi pelaku.

Baca juga, Jalan Panjang Muslim Jerman Bangun Masjid.

Kesici mengkritik pemerintah karena dianggap tidak serius mengejar para tersangka. Padahal, dengan populasi 81,8 juta Jerman miliki penduduk Muslim terbesar kedua di Eropa Barat setelah Prancis, dan dari empat juta Muslim yang ada tiga jutanya berasal dari Turki.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement