REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menanggapi dinamika politik belakangan ini. Khususnya setelah mantan ketua KPK, Antasari Azhar memberikan laporan kepada Bareskrim Polri terkait dugaan kriminalisasi terhadap dirinya, Selasa (14/2).
Dalam akun Twitter resminya, SBY mengungkapkan perasaannya. Ia merasa dipojokkan dengan pergerakan Antasari yang dinilainya mulai merapat ke pihak penguasa kini.
Bahkan, kata SBY, ia telah memperkirakan manuver tersebut akan terjadi setelah Presiden Joko Widodo memberikan grasi kepada Antasari Azhar pada 25 Januari lalu. “Yang saya perkirakan terjadi. Nampaknya grasi kepada Antasari punya motif politik dan ada misi untuk serang dan diskreditkan saya (SBY),” kata SBY, Selasa (14/2), sore.
Sebelumnya, di Bareskrim Polri, Antasari menyatakan, SBY sudah mengetahui adanya kriminalisasi terhadap dirinya. “Ini yang saya laporkan pagi ini ke Bareskrim, saya minta Pak SBY jujur, terbukalah pada publik, terbukalah pada kita semua, saya sudah ngalamin penjara delapan tahun,” kata Antasari kepada awak media, Selasa (14/2).
Antasari juga meminta SBY untuk mengungkapkan, siapa yang diperintahkan dan apa yang dilakukannya untuk merekayasa kasus tersebut. Sehingga, ia memohon SBY jujur mengenai perkara yang menimpanya. “Saya mohon hari ini kepada beliau, apa yang beliau lakukan, beliau perintahkan siapa, dan siapa melakukan apa, dan siapa yang melakukan apa itu?'' kata Antasari.