REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertahanan (Kemenhan) meluncurkan 15 peralatan militer baru yang diproduksi industri pertahanan dalam negeri. Senjata-senjata ini rencananya akan diproduksi massal.
"Semua peralatan hankam (pertahanan dan keamanan) ini dibuat di Indonesia. Teknisinya juga dari Indonesia," kata Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu di Kantor Kemenhan, Jakarta, Selasa (14/2).
Produk-produk tersebut di antaranya adalah senjata serbu bawah air, kapal selam tanpa awak, baterai Pesawat Hercules C-130, simulator meriam 57 mm, mesin hitung mortir 81 mm, dan simulator latihan tim pelaksana tembakan.
Adapula, senjata dooper dan amunisi, WCP/WPU Pesawat Elang 209, alat identifikasi kawan atau lawan, baterai Tank BMP-3F, serta roket R Han 122 B.
Menurut Menhan, produksi lima belas jenis peralatan militer baru tersebut memakan biaya sebesar Rp 86 miliar. "Ini semua nantinya akan dikembangkan dan diproduksi secara massal. Terkait alat utama sistem persenjataan (alutsista), kita sudah harus mandiri, kalau bisa yang dipakai 100 persen buatan dalam negeri," ujar Ryamizard kemudian.
Mantan kepala staf Angkatan Darat itu menjelaskan, pihaknya terus bertekad untuk mengurangi ketergantungan pembelian alutsista dari negara lain.
"Alat-alat ini akan memberikan efek tangkal yang tangguh dan menggetarkan pihak manapun. Ke depannya, kita berharap bisa membuat kapal selam dan jet tempur," katanya.