REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara di Tempat Pemungutan Suara 02 Oesapa, Kota Kupang, menggenakan pakaian adat dari berbagai etnis di Pulau Timor, Provinsi Nusa Tenggara Timur, untuk menarik kedatangan warga dalam menggunakan hak pilihnya.
"Penggunaan pakaian adat ini hasil dari kesepakatan saya dan sejumlah KPPS di TPS ini untuk menarik lebih banyak partisipasi warga di TPS ini untuk menggunakan hak pilihnya," kata Kepala KPPS TPS 02 Oesapa Sefben Sumbanu saat ditemui di lokasi pemungutan suara di Kupang, Rabu.
Ia mengatakan pakaian adat yang digunakan tersebut tidak hanya dari salah satu etnis, tetapi dari berbagai daerah asal anggota KPPS-nya.
Sejumlah pakaian adat yang digunakan tersebut, adalah pakaian adat dari Kabupaten Alor, Kabupaten Belu, Kabupaten Rote, Flores, serta pakaian adat lainnya yang menunjukkan identitas serta beragam kebudayaan di NTT.
Sefben menilai, penyelenggaran pilkada merupakan hari di mana masyarakat berpesta untuk memilih pemimpinnya. Oleh karena itu, penggunaan pakaian adat merupakan cara dari TPS tersebut untuk memeriahkan pesta demokrasi.
"Kami juga tidak berpikir untuk menggenakan salah satu pakaian adat saja, tetapi semua pakaian adat kami gunakan, untuk menghindari kecurigaan warga bahwa kami mendukung salah satu calon pasangan," tuturnya.
Sesuai data yang dikeluarkan Komisi Pemilihan Umum Kota Kupang, warga setempat yang masuk daftar pemilih tetap berjumlah 235.265 orang yang terdiri atas 115.887 laki-laki dan 118.378 perempuan.
Pilkada setempat diikuti dua pasangan calon, yakni Jefry Riwu Kore-Hermanus Man dengan nomor urut 1 dan Jonas Salean-Nikolaus Fransiskus dengan nomro urut 2.