REPUBLIKA.CO.ID, SINGARAJA -- Sejumlah tempat pemungutan suara (TPS) di komunitas "kolok" atau tuli bisu di Desa Bengkala, Kabupaten Buleleng, Bali, menggunakan bahasa isyarat untuk berkomunikasi dengan warga.
"Di desa kami terdapat masyarakat disabilitas tuli bisu sehingga perlu difalisitasi bahasa isyarat," kata Ketua Panitia Pemungutan Suara (TPS) 5 Desa Bengkala, Ketut Sudarsana, di Desa Bengkala, Kabupaten Buleleng, Rabu.
Ia mengatakan, KPU bersama PPS di desa tersebut sebelumnya telah melakukan sosialisasi Pilkada di kalangan penyandang buta tuli di daerah tersebut untuk meningkatkan peran serta masyarakat.
Ia menambahkan, partisipasi pemilih dari kalangan disabilitas diamati cukup tinggi dan hampir semua penyandang buta tuli ikut pencoblosan di lima TPS berbeda.