REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rektor Universitas Paramadina Firmanzah menilai pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni kurang bisa mengartikulasi program-programnya sehingga berada pada urutan terbawah dalam hitung cepat.
"Pasangan Agus-Sylvi kurang bisa mengartikulasi program-programnya secara presisi dan kurang mampu menunjukkan diferensiasi terhadap pasangan calon lain," kata Firmanzah dihubungi di Jakarta, Rabu (15/2).
Padahal, Firmanzah menilai kemunculan pasangan Agus-Sylvi pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 sempat memberikan kejutan di awal. Hal itu terlihat dari hasil survei sejumlah lembaga yang memberikan suara di kisaran 30 persen, jauh dari hasil hitung cepat yang berada di kisaran 16 hingga 19 persen.
"Kemunculan seorang pendatang baru dalam sebuah kontestasi politik biasanya memunculkan ekspektasi tinggi karena menawarkan sesuatu yang segar. Namun, sesuatu yang segar itu tampaknya tidak bisa ditangani dengan baik," tuturnya.
Firmanzah menyebut penampilan pasangan Agus-Sylvi dalam tiga debat yang diadakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta. Pasangan itu kurang bisa menunjukkan sesuatu yang berbeda dari pasangan lainnya.
"Padahal, pasangan lain sudah memiliki 'public knowledge' yang cukup terbangun, berbeda dengan pasangan Agus-Sylvi yang pada perkembangannya terasa agak monoton," katanya.