Kamis 16 Feb 2017 07:10 WIB

Bupati Banyuwangi Pantau Pengembangan Konsep Ekowisata

Bupati banyuwangi Abdullah Azwar Anas berpidato saat peluncuran Banyuwangi Festival 2017 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kemenpar, Jakarta, Jumat (3/2).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Bupati banyuwangi Abdullah Azwar Anas berpidato saat peluncuran Banyuwangi Festival 2017 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kemenpar, Jakarta, Jumat (3/2).

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas memantau perkembangkan objek ekowisata di wilayahnya sambil mengisi libur pilkada serentak pada 15 Februari dengan memancing ikan bersama keluarga, Rabu. Bersama keluarga, Anas mengunjungi kolam pemancingan Sadino yang terletak di daerah Pakis, Banyuwangi, Jawa Timur.

"Sudah lama saya tidak memancing. Mumpung lagi libur, kebetulan juga kangen memancing, langsung ajak anak saya, sambil memantau kondisi di sekitar sini," ujarnya.

Lokasi pemancingan tersebut terletak di sekitar kawasan Pantai Cemara. Di kawasan pantai tersebut terdapat ribuan cemara udang yang tumbuh lebat. Selain sebagai tujuan wisata, Pantai Cemara juga menjadi tempat konservasi penyu.

"Pemkab Banyuwangi tahun ini secara bertahap, akan membangun infrastruktur penunjangnya. Karenanya kami cek apa saja keperluannya. Secara bertahap kami kerjakan dengan konsep ekowisata," kata Anas.

Menurut Anas, selain untuk destinasi wisata, lokasi ini juga menjadi salah satu hutan kota di Banyuwangi.

Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Pemkab Banyuwangi Hary Cahyo Purnomo mengatakan di Pantai Cemara terdapat sekitar 16.000 pohon cemara udang yang tumbuh di garis pantai sepanjang 2,5 kilometer, dengan lahan seluas 9 hektare.

Hary mengatakan, secara bertahap pemerintah telah membangun infrastruktur penunjangnya, seperti akses jalan masuk, penataan lanskapnya, promosi, dan sebagainya.

Menurut Hary, selain Pantai Cemara, terdapat tiga tempat lain yang juga dijadikan wisata berbasis konservasi, yakni di Desa Bengkak (Kecamatan Wongsorejo), Pulau Santen (Kecamatan Pondoknongko), Badean (kawasan Pondoknongko).

"Empat lokasi ini dilakukan konservasi ekowisata yang berbeda-beda," kata Hary.

Sementara dalam memancing Anas saat itu mendapat tujuh ikan gurame, dan delapan ikan bawal. Ikan yang didapat langsung diolah dan dimakan beramai-ramai di lokasi bersama para pengunjung lainnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement