REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapuspen TNI Mayjen TNI Wuryanto membantah adanya rapat pimpinan TNI yang digelar di istana negara. Itu setelah beredar berita di media sosial terkait adanya Rapim TNI di Istana yang dihadiri para Perwira Tinggi (Pati) TNI pada hari Senin tanggal 13 Februari 2017 yang lalu.
Wuryanto membenarkan adanya kunjungan para Pati TNI ke istana negar pada tanggal yang sama. Namun, kedatangan mereka bukan untuk menggelar Rapim, melainkan hanya memenuhi undangan Presiden Joko Widodo.
"Benar bahwa pada tanggal 13 Februari 2017 yang lalu ada acara pertemuan para Pati TNI dengan Bapak Presiden RI Joko Widodo. Namun acara tersebut bukan suatu rapat apalagi Rapim, para Pati TNI tersebut dipanggil Presiden RI karena baru naik pangkat Pati TNI yang keputusannya ditandatangani Presiden RI," kata Wuryanto dalam siaran pers, Kamis (16/2).
Wuryanto menambahkan, pertemuan antara Presiden RI dengan para Pati TNI tersebut merupakan tindak lanjut dari kebijakan Jokowi. Dimana, semua Perwira TNI yang naik pangkat Pati TNI melaksanakan laporan korp kepada Presiden RI di Istana. Terlebih, semua Perwira TNI yang naik pangkat Pati TNI berdasarkan keputusan yang ditandatangani Jokowi.
"Jadi semua Perwira yang naik pangkat Perwira Tinggi (Jenderal, Laksamana, Marsekal) serta keputusannya ditandatangani Presiden RI. Sangat anehkan seorang Presiden RI yang menandatangani kenaikan pangkat Perwiranya tidak kenal dan tidak tahu apa yang ditandatangani, apalagi beliau berlatar belakang sipil, tetapi beliau adalah Panglima Tertinggi TNI yang memegang kekuasaan tertinggi atas AD, AL dan AU," terang Wuryanto.