Kamis 16 Feb 2017 14:01 WIB

Sektor Perikanan Semakin Diminati oleh Perbankan

Ikan tangkapan nelayan Indonesia
Foto: Dokumentasi
Ikan tangkapan nelayan Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perbankan semakin banyak yang tertarik untuk menyalurkan kreditnya kepada pelaku usaha sektor kelautan dan perikanan mengingat pemerintah Indonesia juga semakin berfokus terhadap pengembangan potensi sektor tersebut, selaras dengan penerapan visi poros maritim dunia.

"Potensi perikanan Indonesia sangat cerah," ujar Ade Bachtiar dari Biro Pengembangan Bisnis Mikro BCA dalam acara Forum Bisnis dan Investasi di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Kamis (16/2).

Menurut dia, cerahnya potensi sektor perikanan dapat terindikasi dari produk perikanan yang variatif seperti ikan tuna dan rumput laut yang juga banyak diminati pasar internasional. Ia memaparkan, kredit untuk sektor perikanan selalu meningkat selama lima tahun terakhir dan pencapaian tersebut lebih banyak terjadi di sisi hilir.

"Kami menyadari perikanan kini menjadi tulang punggung berkelanjutan perekonomian," katanya dan menambahkan, BCA siap berkontribusi.

Namun, Ade juga menyadari bahwa masih adanya sejumlah risiko penyaluran kredit yang melekat kepada industri perikanan antara lain aset kurang bankable, ketergantungan terhadap kondisi cuaca, kelangkaan produk bahan baku, fluktuasi harga yang ditentukan oleh pasar global, serta daya tahan produk.

Sebelumnya, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Perkasa Roeslani menginginkan sektor kelautan dan perikanan menjadi tulang punggung perekonomian di Republik Indonesia. Rosan mengemukakan, pihaknya mengapresiasi pemerintahan di bawah Presiden Joko Widodo yang telah mencanangkan program poros maritim dunia di dalam Indonesia.

Ketum Kadin mengakui hal itu tentu tidak mudah dilakukan tetapi perlu dan tepat pula bila tema Rakernas Kadin kali ini berfokus kepada infrastruktur dan akses pembiayaan. Dia menyatakan keberhasilan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di bawah Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti adalah luar biasa.

"Shock therapy seperti itu harus kita lanjutkan. Yang kami tunggu adalah langkah-langkah berikutnya," kata Rosan.

Hal tersebut, lanjutnya, karena berdasarkan data yang ada, kontribusi industri kelautan dan perikanan masih belum besar dalam menyumbangkan terhadap perekonomian Indonesia, sehingga ke depannya harus berkesinambungan dan banyak menciptakan lapangan kerja.

Rosan mengingatkan bahwa pemerintah dalam lima tahun ke depan juga berencana membangun 24 pelabuhan besar serta lebih dari 3.000 kapal bantuan untuk produksi sektor kelautan dan perikanan. Karena itu, ujar dia, diharapkan Rakornas tersebut bisa memberikan sejumlah rekomendasi yang memang implementasi atau penerapannya bisa dilaksanakan dengan efektif dan efisien di lapangan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement