REPUBLIKA.CO.ID, MERAUKE -- Penggunaan teknologi Jajar Legowo (Jarwo) Super berhasil meningkatkan panen tanaman padi. Di Desa Nggutibob, Distrik Tanah Miring, Kabupaten Merauke, di lahan seluas 20 hektare, panen padi Inpari 30,32 dan 33 berhasil ditingkatkan dari yang biasanya 2-2,5 ton/ha menjadi 9.1 ton/ha hasil ubinan BPS.
Dalam panen tersebut sebelumnya digunakan tambahan inovasi teknologi Jajar legowo dan aplikasi biodekomposer sebelum olah tanah, pupuk hayati, pemupukan berimbang pengendalian OPT dengan pestisida nabati dan pestisida anorganik berdasarkan ambang kendali, dan penggunaan Transplanter saat tanam dan Combine Harvester saat panen.
"Teknologi yang didemfarmkan ini telah diuji coba di beberapa provinsi lainnya sejak April 2016, termasuk saat peringatan Hari Pangan Sedunia di Boyolali, Jawa Tengah. Keseluruhannya mampu meningkatkan hasil secara nyata," ujar Kepala Litbang Pertanian, Dr. Muhammad Syakir dalam keterangan tertulis.
Muhammad Syakir menjelaskan, keunggulan teknologi Jarwo Super antara lain dengan penggunaan Biodekomposer untuk mempercepat pengomposan jerami. Pupuk hayati sebagai seed treatment menghasilkan phito hormone pemacu tumbuh tanaman, penambat nitrogen dan pelarut fosfat yang berfungsi meningkatkan kesuburan dan kesehatan tanah.
Kemudian pestisida nabati yang efektif mengendalikan hama padi dan aman terhadap lingkungan. Serta Alsintan menghemat biaya tenag kerja, selain juta untuk mengatasi sulitnya mendapatkan buruh tani.
Lebih lanjut Kepala Balai Besar Penelitian Padi Ismail Wahab menerangkan, penerapan teknologi budidaya "Jarwo Super" pada demfarm di lahan bukaan baru di Aceh juga terbukti berhasil.
"Hal ini ditunjukkan dengan hasil ubinan rata-rata 9.3 t/ha GKP untuk varietas Inpari 30, dan 8.3 t/ha GKP untuk varietas Inpari 22," jelas Ismail Wahab.