REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebijakan mengimpor gas alam cair (LNG) tidak serta merta membuat harga turun di level end user (pengguna). Kepala Divisi Komersialisasi Gas Bumi SKK Migas, Sampe L Purba mengatakan ada beberapa hal yang memengaruhi hal tersebut.
Sampe menuturkan secara keselurhan harga bersaing di seluruh dunia. "LNG itu agar sampai ke end user ada tahapan, ada shiping, regasifikasi dan distribusi," katanya dalam diskusi di Gedung SKK Migas, Jakarta, Kamis (16/2).
Sampe menerangkan mengenai harga LNG impor relatif tergantung apakah negara kita memiliki fasilitas penampung. "Di Amerika kenapa murah, karena dia ada tersedia pipa atau fasilitasnya," ujarnya.
Infrastruktur, jelas Sampe, sangat penting dalam penyaluran LNG. Ia mencontohkan beberapa persoalan teknis bisa saja terjadi.
"Barangnya ada, buyer belum ada atau infrastruktur belum tersedia, jadi itu merupakan suatu faktor, ketika gas siap, buyer tidak ada," tuturnya.
Ia memetakan bagaimana penyaluran LNG dari tempat produksi. Kemudian gas yang sudah dalam bentuk cairan itu dikapalkan, ada proses regasifikasi.
"Kemudian dia dibawa melalui saluran transmisi, jadi ini semua harus berjalan, jadi infrastruktur kita itu, even fasilitas regasifikasi itu cuma tiga sampai empat tempat yang belum menjangkau seluruh Indonesia," ujar Sampe.