Kamis 16 Feb 2017 16:31 WIB

Pengembangan Benih Bermutu di Kawasan Bawang Merah Probolinggo

Demoplot bawang merah
Foto: balitbang kementan
Demoplot bawang merah

REPUBLIKA.CO.ID, PROBOLINGGO -- Pendampingan BPTP Jawa Timur di kawasan bawang merah Probolinggo memiliki target “Budi daya Bawang Merah Ramah Lingkungan dan Meningkatkan Ketersediaan Benih Bermutu”. Budi daya bawang merah ramah lingkungan bisa menggunakan kelambu nilon, perangkap likat kuning, penggunaan pupuk organik, penggunaan bio pestisida seperti Trichoderma dan pestisida nabati berbahan baku mimba serta bahan lokal lainnya.

Rangkuman teknologi yang diterapkan oleh petani di wilayah pendampingan disusun dalam bentuk SOP spesifik lokasi oleh BPTP Jawa Timur, Diperta Kabupaten Probolinggo, Diperta Provinsi Jatim beserta petani. Saat ini hampir 75 persen petani bawang merah di Probolinggo telah menerapkan budi daya ramah lingkungan terutama menggunakan kelambu nilon dalam mengendalikan hama dan penyakit.

Seperti ditulis tiga orang peneliti dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur, Baswarsiati, Wahyuhandayati, dan Ericha, kemandirian dan peningkatan kualitas dan kelas benih bermutu telah di targetkan oleh BPTP Jawa Timur dan enam penangkar benih bawang merah di Probolinggo. Benih sumber bawang merah varietas Biru Lancor berupa Nucleus Seed serta kelas BS yang merupakan tanggung jawab BPTP Jawa Timur telah diproduksi sebanyak 700 kg di tahun 2016 di lokasi pendampingan kawasan bawang merah Probolinggo dan saat ini telah diregulasikan kepada enam penangkar benih untuk dikembangkan menjadi kelas FS.  

Sedangkan benih kelas BS dari varietas unggul lainnya yaitu Super Philip, Bauji, Batu Ijo, Rubaru, Monjung dan Tajuk juga dihasilkan masing-masing sebanyak 100 kg. Pengenalan 12 varietas unggul melalui keragaan pertanaman di lahan demoplot sangat direspons oleh petani dan Pemkab Probolinggo juga oleh beberapa pengusaha bawang merah.  

Varietas yang diperkenalkan yaitu Mentes, Kramat,  Pikatan, Katumi, Bima Brebes dan Trisula (asal Balitsa) serta Batu Ijo, Super Philip, Bauji, Rubaru (asal BPTP Jatim), Monjung (dilepas Dipertaprov jatim) dan Tajuk (dilepas Pemkab Nganjuk dan IPB). Hal ini bertujuan agar petani dapat melihat dan memilih varietas yang disukai dan diterima oleh pasar sehingga dapat digunakan sebagai bahan substitusi varietas.

Pendampingan dan pengelolaan demoplot BPTP Jawa Timur di Probolinggo pada tahun 2016 difokuskan di kawasan penumbuhan bawang merah kecamatan Kraksaan yang terletak di pesisir pantai. Salah seorang penangkar benih yang juga sebagai Ketua Kelompok Tani Sidodadi IV yaitu Mohammad Taufiq asal desa Sidopekso, kecamatan Kraksaan, Probolinggo telah memperoleh penghargaan pada Hari Pangan Sedunia (HPS) yang ke XXXVI, 28-29 Oktober 2016 di Boyolali, Jawa Tengah.  

Beliau memperoleh penghargaan berupa sertifikat, pin emas 5 gram dan satu unit traktor tangan dari Menteri Pertanian Amran Sulaiman sebagai petani inovator. Inovator dalam hal kepenangkaran benih bawang merah Biru Lancor khususnya, dan memasok kebutuhan benih bersertifikat sebanyak 60 persen dari yang ditargetkan Kementan kepada Pemkab Probolinggo.

Ke depan beliau akan mengembangkan 12 varietas unggul bawang merah asal Balitsa maupun BPTP Jawa Timur untuk ditangkarkan dan diregulasi menjadi benih bersertifikat sehingga pangsa pasar pelayanan benihnya semakin luas hingga di luar Provinsi.  Dengan skala luas usahatani bawang merah untuk perbenihan yang dikelola beliau per musim tanam berkisar 10-30 ha atau menghasilkan benih kisaran 100-300 ton, maka diharapkan pasokan benih bawang merah bersertifikat kelas FS dapat tersedia dan dapat diregulasi ke kelas di bawahnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement