REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik dari Indo Barometer, Muhammad Qodari menilai kecenderungan partai politik Islam seperti PKB, PAN, dan PPP ke pasangan calon Anies Baswedan-Sandiaga Uno di putaran kedua Pilkada DKI. Alasannya, latar belakang ketiga parpol itu selama ini dikenal berideologikan Islam.
"Indikator latar belakang mungkin ke Anies-Sandi. Karena selama ini yang kelihatannya mendaulatkan diri kepada kelompok santri itu mereka, lalu yang kedua, di sana sudah ada temannya, PKS sesama basis Muslim," kata Qodari saat dihubungi, Kamis (16/2).
Namun demikian, mengingat tiga parpol tergabung di partai koalisi Pemerintah bersama PDIP, Nasdem, dan Hanura yang mengusung Ahok-Djarot, Qodari menilai terbuka peluang juga bergabungnya ketiga parpol tersebut.
Menurutnya, siapapun pasangan calon yang nantinya menjadi tempat ketiga parpol berlabuh, tentunya berpengaruh pada putaran kedua Pilkada DKI Jakarta. Terutama berkaitan kristalisasi isu yang kencang di Pilkada DKI Jakarta, yakni isu sentimen agama.
"Kalau ketiga parpol ini berdiri berkumpul di balik Anies-Sandi, menjadi pengentalan isu aliran, isu keagamaan seterusnya, tapi kalau bergabung dengan Ahok-Djarot akan sedikit banyak mencair," katanya. Tentu saja, kata dia, parpol Islam tidak di satu kubu. Lalu elit-elit politik Islam, parpol Islam, tidak berkumpul satu wadah, tapi di wadah berbeda. "Itu menentukan."
Namun demikian, Qodari mengakui untuk di Jakarta memang tidak selalu linier antara dukungan parpol Islam dengan pilihan masyarakat DKI. Hal itu juga dibuktikan dengan tidak lolosnya Agus-Silvy di putaran kedua, meski diusung lebih banyak parpol Islam.
"Kalau bicara matematika kasar, teorinya atau seharusnya yang mendapatkan suara pemilih santri paling banyak itu Agus-Silvy, karena di belakangnya ada tiga parpol Islam, sementara Anies-Sandi hanya satu. Tapi nyatanya nggak," katanya.
Ia menilai, ada dua aspek yang terjadi di masyarakat DKI saat ini, yakni antara rasional dan emosional. Secara rasional tidak sedikit masyarakat mengakui kinerja paslon dari pejawat memuaskan, namun berbeda dengan urusan emosional pribadi Ahok. Hal ini karena adanya peristiwa dugaan penistaan agama oleh Ahok pada Oktober lalu.
"Masyarakat Jakarta ini sedang galau antara pikiran dan hatinya saling tarik menarik," katanya.
Karenanya, ia menilai jika sisi emosional dimainkan pasangan calon Anies-Sandi bersama sokongan ketiga parpol Islam tersebut, memungkinkan basis massa akan beralih ke pasangan nomor urut tiga tersebut.