Jumat 17 Feb 2017 00:17 WIB

Sejarah Panjang Agen Perempuan Korea Utara

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Agen perempuan Korea Utara, Kim Hyon-hui, saat konferensi pers di Seoul, Korea Selatan, pada 1988.
Foto: AP Photo/Bei Yeon-Hong
Agen perempuan Korea Utara, Kim Hyon-hui, saat konferensi pers di Seoul, Korea Selatan, pada 1988.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Dua perempuan yang ditangkap terkait pembunuhan saudara seayah pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, Kim Jong-nam, di Malaysia dicurigai sebagai agen khusus Korea Utara. Hal tersebut tidak mengejutkan mengingat Korea Utara memiliki sejarah panjang pengutusan agen perempuan untuk melakukan beberapa tugas yang paling berbahaya dan mematikan. Berikut beberapa agen perempuan paling terkenal di Korea Utara.

1. Agen Kim Hyon-hui

Pada November 1987, dua agen Korea Utara yang menyamar sebagai seorang ayah dan putrinya meninggalkan bom waktu di dalam sebuah pesawat jet Korea Selatan. Pesawat saat itu tengah transit di Abu Dhabi dalam penerbangan dari Baghdad ke Seoul.

Pesawat kemudian meledak di lepas pantai Myanmar. Insiden itu menewaskan seluruh penumpang dan awak kapal berjumlah 115 orang.

Kedua agen Korea Utara yang bepergian dengan paspor Jepang palsu itu berhasil ditangkap di Bahrain. Agen laki-laki yang berusia 72 tahun tewas setelah menggigit racun sianida di dalam rokoknya. Sedangkan agen Kim Hyon-hui berhasil dicegah sebelum melakukan hal serupa.

Mantan agen Korea Utara Kim Hyon-hui pada 11 Maret 2009. (Kim Kyung-hoon/Pool Photo via AP)

Setelah diekstradisi ke Seoul, Kim yang berusia sekitar 27 tahun mengatakan kepada penyelidik bom itu dimaksudkan untuk mengganggu jalannya Olimpiade Seoul. Olimpiade saat itu baru akan dimulai 10 bulan kemudian.

Kim dijatuhi hukuman mati, namun akhirnya diampuni dengan alasan ia ditipu oleh pemerintah Korea Utara. Dia lalu menulis beberapa buku dan menikah dengan seorang mantan perwira intelijen.

2. Agen Won Jeong-hwa

Won Jeong-hwa ditangkap dan dijatuhi hukuman lima tahun penjara pada 2008. Ia masuk ke Korea Selatan pada 2001 dengan menyamar sebagai pembelot dari Korea Utara.

Pemerintah Korea Selatan mengatakan, Won menggunakan daya tarik seksual untuk mendapatkan informasi sensitif dari perwira militer Korea Selatan. Ia juga diplot untuk membunuh petugas militer lainnya.

Setelah dibebaskan dari penjara, Won mengatakan, pemberitaannya telah dibesar-besarkan. Ia mengaku hanya menggunakan daya tarik seksual satu kali sebelum ia benar-benar merasa jatuh cinta pada seorang perwira militer junior.

Won juga mengaku tidak mematuhi perintah pemerintah Korea Utara untuk membunuh dua anggota intelijen Korea Selatan dengan racun. Ia dianggap sebagai informan tingkat rendah Korea Utara meski terbukti ia adalah agen mata-mata yang sangat terlatih.

3. Agen Lee Sun-sil

Pada Oktober 1992, badan intelijen Korea Selatan mengumumkan telah menangkap 62 orang yang hendak mendirikan cabang rahasia Partai Buruh Korea Utara. Otak dari gerakan itu adalah Lee Sun-sil, agen perempuan Korea Utara berusia 75 tahun, yang telah beroperasi di Korea Selatan selama 10 tahun.

Lee dikabarkan berada di peringkat 22 dalam hirarki politik Korut. Ia menolak ditangkap karena telah kembali ke Korea Utara saat gerakan Partai Buruh telah tercium Korea Selatan.

Pemimpin Korea Utara Kim Il Sung, kakek dari pemimpin Korea Utara saat ini, Kim Jong Un bertemu Lee dua kali di salah satu vilanya. Kim memberikan gelar kehormatan kepada Lee dan memberikan sebuah jam tangan emas yang diukir dengan namanya.

Lee meninggal dunia pada 2000 dan dimakamkan di pemakaman pahlawan Pyongyang dengan tanda kehormatan sebagai mantan agen.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement